Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD di G20 India, Bahas Pajak hingga Digitalisasi

24 Februari 2023 20:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani konferensi pers hasil FMCBG G20 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (16/7/2022). Foto: Sonny Tumbelaka/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani konferensi pers hasil FMCBG G20 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (16/7/2022). Foto: Sonny Tumbelaka/AFP
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Mathias Cormann. Keduanya membahas mengenai beberapa agenda prioritas Indonesia dan ASEAN di jalur keuangan G20 India 2023.
ADVERTISEMENT
Ia merincikan sejumlah agenda prioritas yang didiskusikan, meliputi ASEAN Chairmanship and ASEAN+3 Co-Chairmanship 2023. Kemudian, Finance Track G20 2023, Inclusive Forum on Carbon Mitigation Approaches (IFCMA) dan OECD Economic Survey of Indonesia 2023.
"OECD bukanlah rekan baru bagi Indonesia, sehingga memiliki misi yang sama untuk meningkatkan kesejahteraan serta mengentaskan kemiskinan di Indonesia dan dunia," kata Sri Mulyani dalam keterangannya, Jumat (24/2).
Menurutnya, OECD telah banyak memberikan bantuan untuk Indonesia. Salah satunya dengan mendukung Presidensi G20 Indonesia tahun lalu khususnya di bidang perpajakan Internasional.
"OECD juga mendukung G20 Ministerial Symposium on Tax and Development," ujar dia.
Ia menjelaskan bahwa Indonesia dan OECD juga telah bekerja sama mengadakan G20 Infrastructure Investors Dialogue pada tahun 2022. Dalam pertemuan kali ini, Indonesia mengusulkan tiga Strategic Thrusts dan tiga Priority Economic Deliverables (PED) pada keketuaan ASEAN dan Co-chairmanship ASEAN+3 tahun ini.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani mengatakan bahwa ketiga rencana itu dikembangkan bersama antara Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sehingga, rencana tersebut difokuskan untuk memastikan pemulihan dan pertumbuhan perekonomian inklusif.
Strategi selanjutnya yaitu untuk memperkuat ketahanan sektor keuangan di kawasan ASEAN yang stabil dan berkelanjutan. Hal ini termasuk kerja sama dalam mengatasi isu perubahan iklim, transisi energi hingga digitalisasi.
"Kerja sama antara Indonesia dan OECD akan terus terjaga terutama dalam mengawal visi mewujudkan kesejahteraan dunia," harap Sri Mulyani.