Sri Mulyani Curhat Biaya Penanganan COVID-19 Sangat Mahal, Tembus Rp 200 T

10 Februari 2022 12:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan, Sri Mulyani memberikan keterangan pers terkait APBN Kinerja dan Fakta (Kita) Agustus 2019 di Kantor Kemenkeu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan, Sri Mulyani memberikan keterangan pers terkait APBN Kinerja dan Fakta (Kita) Agustus 2019 di Kantor Kemenkeu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan bahwa biaya penanganan COVID-19 selama dua tahun ini sangat mahal. Nilainya bahkan mencapai ratusan triliun.
ADVERTISEMENT
Menurut Menkeu, sebagian besar dari dana penanganan COVID-19 yang digelontorkan pemerintah tersebut digunakan untuk sektor kesehatan, termasuk perawatan pasien COVID-19 hingga program vaksinasi.
“Kita bisa melihat COVID-19 is so expensive. Itu dari perawatan belum termasuk vaksinasi,” ujar Sri Mulyani dalam BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis (10/2).
Sri Mulyani merinci realisasi Belanja Negara pada 2021 mencapai Rp 2.786,8 triliun. Dari total belanja tersebut sekitar Rp 200 triliun digunakan untuk penanganan COVID-19.
Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 150 triliun dialokasikan hanya untuk sektor kesehatan saja. Angka ini naik signifikan dibandingkan dana COVID di 2020 yang mencapai Rp 50 triliun.
Menurut Sri Mulyani, anggaran kesehatan membengkak signifikan sejak Indonesia dihantam varian Delta pada kuartal II dan III 2021 lalu. Sejauh ini pemerintah sudah membayar tagihan rumah sakit untuk perawatan pasien COVID-19 sebesar Rp 94 triliun. Bahkan masih ada tunggakan senilai Rp 23 triliun lagi yang harus dibayar tahun ini.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani bahkan menyebut anggaran untuk penanganan COVID-19 ini nilainya hampir sama dengan KUR yang disalurkan Bank BRI. “Ini hampir sama dengan KUR yang disalurkan. Betapa biaya kita untuk menangani COVID-19 itu mencapai ratusan triliun,” tandasnya.