Sri Mulyani dan Airlangga Temui Prabowo di Istana, Bahas APBN 2026

26 Maret 2025 14:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) bersiap mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/3/2025). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) bersiap mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/3/2025). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (26/3).
ADVERTISEMENT
Nampak Airlangga tiba sekitar pukul 14.40 WIB. Ia menyebut rapat akan membahas APBN 2026.
"[Bahas] APBN 2026," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (26/3)
Sementara, Sri Mulyani mengatakan, APBN 2026 sudah mulai proses penyusunan. Ia menyebut kehadirannya untuk melaporkan kepada presiden.
"Iya, mulai disusun ya. Lapor ke bapak Presiden dulu," ucap Sri Mulyani.
Pemerintah memastikan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 akan mengacu pada hasil efisiensi yang telah dilakukan dalam APBN 2025.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan langkah ini bertujuan untuk menciptakan budaya baru dalam efisiensi birokrasi di seluruh kementerian dan lembaga (K/L).
"Kami juga menyetujui dari efisiensi-efisiensi K/L di 2025 akan dijadikan sebagai baseline kalau ini menciptakan sebuah budaya baru untuk efisiensi dari birokrasi di seluruh K/L, sehingga tentunya nanti hasil dari 2025 akan digunakan untuk penyusunan 2026 juga," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (13/2).
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, APBN 2026 saat ini masih dalam tahap pemikiran awal, tetapi pendekatan yang dilakukan tetap menekankan efisiensi tanpa mengorbankan pelayanan publik.
"Jadi kalau 2026 kan belum kita mulai penyusunannya atau sedang dalam pemikiran awal, tapi memang yang sedang dilakukan saat ini diharapkan akan menciptakan sebuah budaya baru penekanan kepada pelaksanaan tugas secara efisien, secara cepat, secara baik, pelayanan publik tidak dikorbankan dan tentu berbagai target-target tidak akan kita lakukan pengurangan," katanya.