Sri Mulyani dan Jusuf Kalla Temui Ma'ruf Amin, Bahas Penerapan Ekonomi Syariah

12 Maret 2020 14:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin bersama Ketua Umum IAEA Sri Mulyani dan Ketua Dewan Pertimbangan IAEA Jusuf Kalla. Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin bersama Ketua Umum IAEA Sri Mulyani dan Ketua Dewan Pertimbangan IAEA Jusuf Kalla. Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEA) mengadakan audiensi dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin terkait program-program ekonomi syariah yang dapat diterapkan dalam sistem ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum IAEA yang juga Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan bahwa pihaknya sedang berusaha membentuk konsep agar ekonomi Islam atau ekonomi syariah dapat diterima oleh masyarakat.
Untuk mencapai itu, IAEA akan bekerja sama dengan sejumlah pihak, salah satunya Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, untuk mulai membentuk kebijakan ekonomi syariah se-inklusif mungkin.
"Dimulai dari keuangan, produk-produk keuangan apakah itu perbankan, asuransi, pasar modal. Namun juga tadi kita bicara tentang social fund seperti zakat dan wakaf," kata Sri Mulyani di Kantor Wapres, Jakarta Pusat, Kamis (12/3).
Wakil Presiden Ma'ruf Amin bersama Ketua Umum IAEA Sri Mulyani dan Ketua Dewan Pertimbangan IAEA Jusuf Kalla. Foto: Nadia Riso/kumparan
Untuk saat ini, IAEA akan mencoba mencoba menerapkan sistem ekonomi syariah dalam program-program pemerintah seperti kredit perumahan. Diharapkan dengan program-program seperti itu, masyarakat sadar bahwa ekonomi syariah bukanlah sesuatu yang ruwet.
ADVERTISEMENT
"Kita harapkan makin membuat masyarakat sadar terhadap bahwa instrumen syariah itu bukan suatu yang eksklusif, yang ruwet, yang kita enggak ngerti. Tapi sebenarnya sama saja, hanya seperti anda mau taruh uangnya di bank ataukah mau beli surat berharga atau saham tapi dia sama. Jadi masyarakat memiliki pengenalan yang lebih mudah," jelasnya.
Selain itu, IAEA juga akan mengembangkan program-programnya ke industri halal, mulai dari makanan halal hingga halal tourism. Untuk tahun ini saja, IAEA sudah menyiapkan sejumlah program yang akan diluncurkan seperti Economic Challenge hingga Halal Food Festival.
"Nanti bulan Ramadhan kita bikin Economic Challenge, sesudah itu kita bikin Halal Bi Halal sekaligus juga merupakan forum untuk membicarakan ekonomi Islam itu sesudah Lebaran. Kita juga ada Halal Food Festival, kita juga akan bersama-sama dengan BI membuat ISEF yang merupakan umat to umat, business to business, dan government to government bersama-sama dengan Halal Expo itu pada sekitar akhir tahun," tuturnya.
Salam corona antara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Jusuf Kalla. Foto: Dok. KIP
Namun, kata Sri Mulyani, saat ini yang penting untuk dilakukan selain sosialisasi ke masyarakat adalah mendesain kebijakan agar program-program tersebut dapat dimasukkan dan diterapkan dalam program ekonomi pemerintah. Hal tersebut nantinya akan dibantu dan dibahas di Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami nanti akan mengembangkan bagaimana Komite Nasional Ekonomi Syariah ini bisa membantu policy-policy yang bisa dimasukkan dalam program pemerintah," ujarnya.
"Namun juga yang penting dari masyarakatnya. Yang tadi disampaikan Bapak Wapres, kita sudah banyak menyediakan policy instrument namun penumpangnya enggak banyak. Jadi kita edukasi dan awareness itu menjadi sangat penting," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pertimbangan IAEA Jusuf Kalla berharap agar sistem yang tengah dipersiapkan ini harus efisien.
"Jadi bagaimana membawa ekonomi Islam sistem ini seperti tadi disampaikan lebih efisien. Kalau dia terus lebih rumit dan tidak efisien maka tentu sulit. Efisiensinya bukan hanya ekonomi dan probabilitasnya, tapi memang harus lebih efisien dan lebih adil," kata JK.
ADVERTISEMENT