Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Sri Mulyani Desak Pertamina Segera Batasi Penjualan Pertalite dan Solar
10 Agustus 2022 18:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani meminta agar PT Pertamina (Persero) segera mengendalikan volume penjualan BBM Pertalite dan Solar yang disubsidi pemerintah. Hal ini mengingat kuota yang sudah semakin menipis di tahun ini.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani menjelaskan, anggaran subsidi energi akan terus bergerak seiring dengan harga minyak mentah dan realisasi volume penjualan Pertalite. Hingga kini anggarannya sudah membengkak sebesar Rp 502,4 triliun.
"Tentu saya berharap Pertamina untuk betul-betul mengendalikan volumenya. Jadi supaya APBN itu tidak terpukul oleh 3 hal dari sisi subsidi ini, volumenya naik di atas yang tadi dikuotakan, dijatahkan, dan harganya lebih tinggi dari yang sudah kita estimasikan," katanya kepada wartawan di kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (10/8).
Adapun pemerintah telah menambahkan subsidi energi sebesar Rp 349,9 triliun, dari pagu awal di APBN 2022 senilai Rp 152,5 triliun. Sehingga, total subsidi energi di tahun ini sebesar Rp 502,4 triliun.
Sri Mulyani menjelaskan, tambahan subsidi energi tersebut dihitung salah satunya berdasarkan volume atau kuota untuk Pertalite di APBN 2022 sebesar 23 juta kiloliter, namun realisasi konsumsi saat ini terus melonjak, bahkan diestimasi bisa mencapai 28 juta kiloliter.
ADVERTISEMENT
"Ini kan berarti akan ada tambahan di atas Rp 502 triliun yang sudah kita sampaikan. Belum harga minyaknya sendiri yang kita asumsikan di dalam APBN kan basisnya USD 100 (per barel), kemarin kan sempat pernah USD 120 jadi itu juga akan menambah tekanan," katanya.
Sri Mulyani Sebut Subsidi Energi Membeludak
Menkeu melanjutkan, membeludaknya subsidi energi di APBN 2022 juga mempertimbangkan nilai tukar yang juga berbeda dari asumsi awal yaitu Rp 14.450 per dolar AS, sekarang sudah mendekat Rp 14.700.
"Itu semuanya memberi tekanan pada APBN kita di 2022 ini meskipun APBN-nya bagus, surplus sampai dengan Juli tapi tagihannya ini nanti yang kalau volumenya tidak terkendali akan jadi lebih besar di semester II. Itu yang sekarang kita sedang bahas dengan Pertamina, Pak Erick, dan Menteri ESDM," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani menuturkan, pemerintah akan terus mencoba menyerap shock atau tantangan yang menekan APBN 2022 dari sisi subsidi energi. Sehingga, dia tidak menutup kemungkinan subsidi akan ditambah lagi di atas Rp 502 triliun.
"Tekanan yang muncul gede banget, kita absorb dengan APBN dengan dana sampai Rp 502 triliun. Tapi kalau shock-nya gede terus dan itu menyebabkan gap yang sangat besar ya kita harus mencari langkah-langkah untuk mengamankan rakyat, mengamankan ekonomi, dan mengamankan APBN," pungkasnya.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 7:09 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini