Sri Mulyani: Dunia Tak Siap Hadapi Pandemi, Habiskan USD 12 Triliun

31 Oktober 2021 11:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Indonesia Joko Widodo didampingi Menlu RI Retno Marsudi dan Menkeu RI Sri Mulyani di KTT G20 di Roma, Italia, Sabtu (30/10). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Indonesia Joko Widodo didampingi Menlu RI Retno Marsudi dan Menkeu RI Sri Mulyani di KTT G20 di Roma, Italia, Sabtu (30/10). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Negara-negara di dunia saat ini masih berkutat menghadapi pandemi COVID-19. Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, tidak ada negara yang siap menghadapi COVID-19 yang juga berdampak besar pada perekonomian.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita bicara prepareness atau persiapan karena hari ini dunia tidak siap menghadapi pandemi nyatanya telah menyebabkan biaya sampai USD 12 triliun, 5 juta orang meninggal,” kata Sri Mulyani melalui keterangan secara virtual di Youtube Sekretariat Presiden saat mengikuti pertemuan G20, Minggu (31/10).
Untuk itu, dalam pertemuan G20 di Italia kali ini juga dibahas mengenai antisipasi menghadapi pandemi. Sri Mulyani mengharapkan semua negara harus bisa menyiapkan segala sesuatunya lebih baik lagi dalam mengatasi pandemi.
Sri Mulyani mengungkapkan, persiapan untuk pandemi bergantung apakah akan ada kesepakatan mengenai protokol kesehatan antar negara.
“Kedua, apakah tata kelolanya akan diatur seperti apa, karena kita punya WHO. Namun dalam hal ini WHO biasanya bicara mengenai standar saja, tapi tata kelola untuk enforecement tidak ada,” ujar Sri Mulyani.
Menkeu Sri Mulyani saat menghadiri Presidensi G20 Italia. Foto: Kemenkeu RI
Sri Mulyani menjelaskan, yang tidak kalah penting adalah pendanaan. Ia mengatakan mengenai pendanaan sudah dibahas, tetapi belum ada solusinya.
ADVERTISEMENT
Namun, telah disepakati akan ada pembentukan Gugus Tugas Gabungan Keuangan-Kesehatan (the G20 Joint Finance-Health Task Force) untuk menangani masalah yang berkaitan dengan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.
“Task force ini dipimpin oleh Menkeu Indonesia dan Italia. Indonesia sebagai tuan rumah atau presidensi mulai Desember dan Italia yang saat ini menjadi presidensi,” terang Sri Mulyani.

Pemulihan Ekonomi Global Tidak Merata

Sri Mulyani mengakui saat ini secara perlahan perekonomian dunia sudah mulai bangkit dari dampak pandemi COVID-19. Hanya saja, kata Sri Mulyani, proses pemulihannya tidak merata
“Pemulihan ekonomi global itu meskipun terjadi namun tidak merata dan ketidakmerataan salah satu penyebabnya adalah karena akses vaksin yang tidak merata di seluruh dunia,” ungkap Sri Mulyani
ADVERTISEMENT
“Ada negara yang sampai hari ini bahkan jumlah vaksinasinya dari penduduknya kurang dari 3 persen di negara-negara Afrika, rata-rata yang di negara-negara miskin baru 6 persen dari penduduknya,” tambahnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sementara itu, di negara-negara maju sudah ada yang vaksinasi di atas 70 persen atau ada hampir mendekati 100 persen. Bahkan, menurut Sri Mulyani, sudah ada negara yang melakukan boosting untuk vaksinasinya.
Sri Mulyani merasa Indonesia berperan penting dalam upaya pemerataan vaksinasi. Ia mengatakan ada komitmen 70 persen penduduk dunia sudah harus divaksin pada 2022.
“Di dalam pertemuan summit ini adalah deklarasi agar 70 persen penduduk dunia paling tidak pada pertengahan 2022 harus sudah divaksin, atau 40 persen pada akhir tahun ini. Dan ini berarti membutuhkan dukungan terutama negara-negara miskin yang sekarang ini jumlah vaksinasinya masih sangat rendah,” tutur Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT