Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia di 2021 Masih Penuh Ketidakpastian

18 Juni 2020 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Sri Mulyani Foto: dok. kemdikbud.go.id
zoom-in-whitePerbesar
com-Sri Mulyani Foto: dok. kemdikbud.go.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi perekonomian domestik pada 2021 masih diselimuti ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi yang diproyeksi di kisaran 4,5-5,5 persen masih sangat tidak pasti.
ADVERTISEMENT
"Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 4,5 hingga 5,5 persen memang masih mengandung ketidakpastian," ungkap Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR, Kamis (18/6).
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi pada rentang 4,5 hingga 5,5 persen tersebut diasumsikan ditopang konsumsi masyarakat, investasi, dan perdagangan internasional yang berangsur pulih setelah pukulan berat akibat COVID 19 mulai reda.
Tak hanya itu, target pertumbuhan ekonomi tersebut juga mensyaratkan Indonesia tidak menerima pukulan kedua atau second wave penyebaran COVID-19.
Sri Mulyani menegaskan pemerintah akan terus berusaha agar pemulihan ekonomi bisa terealisasi. Salah satunya memastikan program pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan pada tahun ini bisa menjaga momentum pertumbuhan.
"Pemerintah dan Bank Indonesia akan menjaga inflasi pada tingkat yang terkendali untuk memulihkan daya beli masyarakat," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah akan meneruskan dan memperkuat program bantuan sosial yang komprehensif untuk mendorong pemerataan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah.
Kinerja perekonomian nasional dari sisi produksi juga diharapkan mulai pulih, seiring normalisasi kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Juga didukung berbagai insentif dunia usaha serta perbaikan iklim investasi.
Aktivitas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menurut Sri Mulyani, upaya ini akan lebih maksimal jika didukung seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan, termasuk pemerintah baik di tingkat pusat dan daerah.
Adapun pemulihan ekonomi akan dilakukan secara inklusif dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata.
Apalagi, COVID-19 juga telah meningkatkan jumlah pengangguran dan kemiskinan. Sri Mulyani berkomitmen pada 2021 pemulihan juga ditunjukkan untuk mengembalikan momentum penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran.
ADVERTISEMENT
"Proses ini akan terus berlangsung dan dijaga hingga tahun 2021, sampai dunia berhasil menemukan pengobatan atau vaksin COVID-19 yang diharapkan dapat menyembuhkan dan mengembalikan secara penuh kehidupan masyarakat secara normal kembali," katanya.