Sri Mulyani: Gagal Bayar Utang AS Tak Berimbas ke SBN Indonesia

8 Mei 2023 19:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) berbincang dengan Secretary of the Treasury United States Janet Yellen (kiri) sebelum pembukaan The 2nd Joint Finance and Health Ministers Meeting dalam rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia di Bali. Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) berbincang dengan Secretary of the Treasury United States Janet Yellen (kiri) sebelum pembukaan The 2nd Joint Finance and Health Ministers Meeting dalam rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia di Bali. Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan risiko gagal bayar utang pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak akan berimbas ke pasar surat berharga negara (SBN) Indonesia. Ia juga memastikan, risiko tersebut tak berimbas ke perekonomian Indonesia secara umum.
ADVERTISEMENT
"Sampai hari ini perkembangan itu tidak ada pengaruhnya ke perekonomian kita, terutama pasar belum memberikan sinyal terhadap kemungkinan dinamika politik itu. AS bisa bayar kalo debt ceiling dibuka, tapi ada dinamika politik untuk membuka debt ceiling," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers KSSK di Kantor LPS, Jakarta, Senin (8/5).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, saat ini SBN dinilai masih menarik oleh investor. Terbukti dari imbal hasil (yield) SBN untuk tenor sepuluh tahun yang menurun 9 basis poin di bulan ini dan 50 basis poin sejak awal tahun (year to date).
Tak hanya itu, derasnya aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia juga membuat rupiah terus menguat terhadap dolar AS. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,03 persen di kuartal I 2023 dan inflasi yang terjaga sebesar 4,33 persen di April 2023 dinilai masih stabil dari tekanan global.
ADVERTISEMENT
"Ini semua kombinasi agak langka, ini positif support sentimen karena kinerja ekonomi membaik, capital inflow naik, year to date Rp 65,76 triliun yang masuk membeli SBN, yang menggambarkan prospek, risiko CDS kita membaik," tambahnya.