Sri Mulyani Geram Dicap Suka Utang: Anda Ketinggalan Kereta Jauh Banget!

20 Juli 2023 14:39 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkeu Sri Mulyani untuk Game Changer kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkeu Sri Mulyani untuk Game Changer kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani buka suara soal banyaknya sindiran yang kerap dilemparkan berbagai pihak baik kepada dirinya maupun Kementerian Keuangan soal gemar utang.
ADVERTISEMENT
"Kalau di ruangan ini Anda hanya mengatakan ini Menteri Keuangan itu utang terus, Anda ketinggalan kereta jauh banget," kata Sri Mulyani di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Kamis (20/7).
Sri Mulyani menjelaskan, salah satu tantangan dalam menghadapi gejolak global hingga perubahan iklim adalah masalah pembiayaan. Meski begitu, dia menyebut saat ini Indonesia memiliki beberapa macam sumber pembiayaan.
Dia mencontohkan, untuk membiayai perubahan iklim, Kemenkeu memiliki beragam pilihan sumber pendanaan misalnya dengan utang atau ekuitas seperti pasar karbon.
"Apakah menggunakan instrumen pajak atau instrumen subsidi? Apakah menggunakan instrumen utang atau instrumen ekuitas?" terang dia.
Lebih lanjut, bendahara negara tersebut menyebut tantangan perubahan iklim memiliki konsekuensi terhadap keuangan negara yang sama besarnya dengan pandemi dan krisis keuangan.
ADVERTISEMENT
"Inilah kenapa kementerian keuangan sering mengatakan soal perubahan iklim, dan kita harus mempersiapkan dari sekarang," ungkap Menkeu.
Sebelumnya, Juru Bicara Menkeu, Yustinus Prastowo, buka suara soal Indonesia yang disebut menjadi negara gagal secara sistemik. Prastowo memastikan anggapan tersebut tidak benar.
Adapun pendapat mengenai gagalnya Indonesia secara sistemik diungkapkan oleh Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan.
Dalam cuitannya, Anthony menyebut pada APBN 2022 negara membayar bunga pinjaman lebih besar yakni Rp 386,3 triliun, ketimbang anggaran kesehatan atau pendidikan yang hanya Rp 176,7 triliun. Menurutnya, hal itu yang menjadikan Indonesia gagal secara sistemik.
"Indonesia masuk negara gagal sistemik. APBN 2022 biaya Kesehatan Rp 176,7 triliun; bunga pinjaman: Rp 386,3 triliun," cuit Anthony dalam akun Twitter pribadinya @AnthonyBudiawan, dikutip Rabu (19/7).
ADVERTISEMENT
Menanggapi itu, Prastowo menyebut penilaian tersebut tidak berdasar. Indonesia justru bukan negara yang gagal tetapi masuk dalam negara berpenghasilan menengah atas dengan pertumbuhan ekonomi stabil.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam acara Townhall Meeting Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kemenkeu di Jakarta, Rabu (10/05/2023). Foto: HO/Kementerian Keuangan/Antara
"Penilaian ini tidak berdasar. Indonesia bukan negara gagal. Justru kita masuk upper middle income country dengan pertumbuhan ekonomi stabil dan tinggi 5 persen," cuit Prastowo. kumparan sudah mendapat izin untuk mengutip cuitan tersebut.
Prastowo menjelaskan total anggaran pendidikan dan kesehatan di 2022 tembus Rp 649 triliun atau setara dengan 168 persen dari belanja bunga yang hanya Rp 386 triliun.
"Indonesia bukan negara miskin karena sudah masuk dalam kategori upper middle income country sesuai rilis Bank Dunia," tegas Prastowo.
Selain itu, Prastowo menegaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu stabil di atas 5 persen dalam enam kuartal berturut-turut. Bahkan, Indonesia tak pernah gagal membayar utang sepanjang sejarah.
ADVERTISEMENT
"Buktinya peringkat kredit Indonesia di tingkat layak investasi. Lembaga pemeringkat global, Standard & Poor's (S&P), mengafirmasi peringkat kredit Indonesia bertahan di posisi BBB outlook stabil," ungkap Prastowo.