Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sri Mulyani Kantongi Rp 154,4 T dari Kepabeanan dan Cukai per Juli 2024
13 Agustus 2024 18:08 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Secara rinci bea keluar tercatat Rp 9,3 triliun di Juli 2024. Angka itu melesat 58,1 persen secara tahunan (year on year/yoy). Bea keluar merupakan pungutan negara yang dikenakan untuk barang ekspor.
Bea keluar yang berasal dari ekspor tembaga tumbuh hingga 98 persen pada Juli 2024 secara yoy dengan kontribusi mencapai 76,5 persen.
“Bea keluar dari dua saja Amman dan Freeport, mereka diperbolehkan untuk ekspor tapi mereka harus menyelesaikan smelter dengan bayar bea keluar lebih tinggi dan menyebabkan penerimaan kita tinggi,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (13/8).
Sementara itu, bea masuk tercatat sebesar Rp 29 triliun atau tumbuh 2,1 persen yoy dan setoran cukai senilai Rp 116,1 triliun atau tumbuh tipis 0,5 persen yoy.
ADVERTISEMENT
Bendahara negara itu mengatakan, melesatnya setoran bea keluar itu berkat besarnya pembayaran dari dua perusahaan yang melakukan ekspor tembaga, yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dan PT Freeport Indonesia (PTFI).
Fasilitas pengolahan mineral atau smelter tembaga milik Freeport Indonesia di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur disebutkan sudah beroperasi sejak Juni 2024.
Smelter kedua PTFI tersebut rencananya mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt). Perusahaan menargetkan kapasitas penuh tercapai di Desember 2024.
Selain itu, ada juga smelter tembaga PT Amman Mineral Industri (AMIN), anak perusahaan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), yang terletak di Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang telah memasuki tahap commissioning.
ADVERTISEMENT
Rencananya, konsentrat tembaga akan mulai masuk ke fasilitas smelter untuk menghasilkan katoda tembaga gelombang pertama pada semester II 2024.