Sri Mulyani Kantongi Rp 154,4 T dari Kepabeanan dan Cukai per Juli 2024

13 Agustus 2024 18:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (2/8/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (2/8/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sri Mulyani mengantongi penerimaan kepabeanan dan cukai senilai Rp 154,4 triliun hingga Juli 2024 atau 48,1 persen dari target.
ADVERTISEMENT
Secara rinci bea keluar tercatat Rp 9,3 triliun di Juli 2024. Angka itu melesat 58,1 persen secara tahunan (year on year/yoy). Bea keluar merupakan pungutan negara yang dikenakan untuk barang ekspor.
Bea keluar yang berasal dari ekspor tembaga tumbuh hingga 98 persen pada Juli 2024 secara yoy dengan kontribusi mencapai 76,5 persen.
“Bea keluar dari dua saja Amman dan Freeport, mereka diperbolehkan untuk ekspor tapi mereka harus menyelesaikan smelter dengan bayar bea keluar lebih tinggi dan menyebabkan penerimaan kita tinggi,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (13/8).
Sementara itu, bea masuk tercatat sebesar Rp 29 triliun atau tumbuh 2,1 persen yoy dan setoran cukai senilai Rp 116,1 triliun atau tumbuh tipis 0,5 persen yoy.
ADVERTISEMENT
Deretan jip milik PT Freeport Indonesia melaju ke area eks tambang terbuka Grasberg. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
Bendahara negara itu mengatakan, melesatnya setoran bea keluar itu berkat besarnya pembayaran dari dua perusahaan yang melakukan ekspor tembaga, yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dan PT Freeport Indonesia (PTFI).
Fasilitas pengolahan mineral atau smelter tembaga milik Freeport Indonesia di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur disebutkan sudah beroperasi sejak Juni 2024.
Smelter kedua PTFI tersebut rencananya mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt). Perusahaan menargetkan kapasitas penuh tercapai di Desember 2024.
Manager of Process and Technology Smelter Project PT Amman Mineral Industri, Fatih Wirfiyata (tengah), menjelaskan progres pembangunan smelter. Foto: Dok. AMMAN Minerals
Selain itu, ada juga smelter tembaga PT Amman Mineral Industri (AMIN), anak perusahaan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), yang terletak di Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang telah memasuki tahap commissioning.
ADVERTISEMENT
Rencananya, konsentrat tembaga akan mulai masuk ke fasilitas smelter untuk menghasilkan katoda tembaga gelombang pertama pada semester II 2024.