Sri Mulyani: Kenaikan Harga BBM Tak Berdampak Besar ke Daya Beli Masyarakat

28 Oktober 2022 17:23 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite ke sepeda motor konsumen di SPBU Imam Bonjol, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (24/6/2022). Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite ke sepeda motor konsumen di SPBU Imam Bonjol, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (24/6/2022). Foto: Makna Zaezar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi sebesar 30 persen, tidak berdampak besar terhadap daya beli masyarakat. Hal tersebut tercermin dari kemacetan yang masih terjadi di jalanan Ibu Kota Jakarta.
ADVERTISEMENT
Pemerintah resmi menaikkan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar, Sabtu (3/9). Pertalite naik dari sebelumnya Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, sedangkan Solar naik dari sebelumnya Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.
"Tiga kuartal berturut-turut ekonomi tumbuh di atas 5 persen, meskipun (harga) naik BBM 30 persen. Di mana-mana masih macet," kata Sri Mulyani dalam Bincang APBN 2023 di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (28/10).
Bendahara negara tersebut menjelaskan, APBN 2022 berhasil menjaga pemulihan ekonomi nasional di tengah kenaikan harga BBM. Sebab, APBN telah didesain sedemikian rupa untuk lebih fleksibel guna meredam guncangan yang berpotensi menghambat pemulihan ekonomi nasional.
"Ini menggambarkan ekonomi kita masih (kuat). Karena shock yang besar tadi di absorber oleh APBN yang besar," ujar Menkeu.
ADVERTISEMENT