Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan hingga saat ini tidak dan belum membahas mengenai holding BUMN perbankan. Hal ini sekaligus membantah pernyataan Deputi Jasa Keuangan, Survei, dan Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, yang mengatakan holding perbankan direvisi karena ada masukan dari KSSK.
ADVERTISEMENT
"KSSK tidak dan belum membahas holding bank BUMN," ujar Ketua KSSK Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Selasa (23/4).
Namun demikian, KSSK secara umum akan terus memantau seluruh faktor yang akan mengganggu sektor keuangan. "Tapi kita tetap memantau faktor apa saja yang mempengaruhi dan mengganggu sektor keuangan dan itu terus kita waspadai," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Gatot mengatakan pihaknya optimistis holding perbankan akan terealisasi pada tahun ini. Saat ini menurutnya pembentukan holding bank BUMN masih dalam tahap revisi berdasarkan masukan KSSK.
"Tahun ini, tetap, Insyaallah. Sudah kita revisi lagi tentang masukan dari KSSK, Kemenkeu, OJK dan BI dan kita mau diskusi lagi dengan tim salah satunya KSSK itu," kata Gatot.
ADVERTISEMENT
Menurut Gatot, masukan tersebut terkait langkah yang harus diambil dalam program percepatan (quick win) pada proses holding ini. Beberapa di antaranya mengenai efisiensi dan penggunaan teknologi.
"Ya quick win-nya kan, soal efisiensi itu hal yang biasa kalau kita holding. Jadi holding pasti ada efisiensi, bisa seperti yang kita lakukan bersama ATM link saja, itu kan sudah efisiensi bagus. Belum holding aja sudah ada efisiensi di masing-masing," tambahnya.
Dalam holding perbankan alias holding jasa keuangan, PT Danareksa (Persero) akan ditunjuk menjadi induk. Sementara anggota holding akan terdiri dari beberapa bank dan perusahaan jasa keuangan lainnya.
Rinciannya yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bahana Sekuritas, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
ADVERTISEMENT