Sri Mulyani: Manufaktur AS hingga Eropa Masih Kontraksi, RI Masih Ekspansif

20 September 2023 18:40 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja merakit kerangka mobil BMW di Pabrik Perakitan BMW di kawasan Sunter, Jakarta Utara.  Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja merakit kerangka mobil BMW di Pabrik Perakitan BMW di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan perekonomian global hingga akhir Agustus 2023 masih penuh ketidakpastian. Negara-negara besar seperti Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang kondisi indeks manufakturnya masih berada di zona kontraksi.
ADVERTISEMENT
"Sementara RRT yang tadinya di zona kontraksi dari aktivitas manufaktur, pada bulan Agustus telah masuk pada zona ekspansi yaitu 51,0," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (20/9).
Sementara untuk negara-negara Asia, yang cukup menonjol adalah Indonesia yang saat ini kinerja ekonominya sangat positif, terlihat dari PMI Manufaktur yang berada di zona ekspansif 58,6.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) memaparkan realisasi APBN 2020 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (19/2). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
"Indonesia yang masih bertahan PMI manufakturnya juga menunjukkan suatu aktivitas yang menguat pada level 53,9," ujar dia.
Adapun negara-negara tetangga Indonesia seperti Vietnam, kata Sri Mulyani, PMI manufakturnya sudah mulai pulih dan sedikit menuju ekspansi.
"Sedangkan 66 persen negara, terutama negara Eropa dan Jepang termasuk Korea Selatan dan beberapa negara ASEAN, tetangga kita Thailand, Filipina, Malaysia, Singapura mereka masih di dalam PMI manufaktur yang kontraktif," katanya.
ADVERTISEMENT