Sri Mulyani Minta LPEI Salurkan Pembiayaan Ekspor untuk UMKM

7 Agustus 2018 17:00 WIB
clock
Diperbarui 30 Oktober 2019 16:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
ADVERTISEMENT
Kondisi neraca perdagangan Indonesia dalam enam bulan pertama tahun ini belum menunjukkan kinerja yang positif. Dalam periode tersebut, neraca dagang Indonesia baru dua kali mengalami surplus.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), yang berada di bawah Kementerian Keuangan, lebih agresif dalam membiayai kegiatan ekspor. Langkah tersebut untuk mendongkrak kinerja perdagangan Indonesia.
Bahkan untuk menunjang pembiayaan ekspor, menurut dia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan perlakuan khusus kepada LPEI, bukan seperti bank pada umumnya.
"Untuk menunjang ekspor, pembiayaan bahkan sampai asuransi jaminan, LPEI saya minta jadi lebih agresif. OJK menetapkan LPEI bukan bank biasa, makanya rule-rule bank biasa akan didesain berbeda, yaitu modalnya LPEI 100 persen dari APBN," kata Sri Mulyani di Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa (7/8).
Lebih lanjut, Sri Mulyani meminta LPEI menyalurkan pembiayaan tak hanya ke eksportir besar, tapi juga pada usaha mikro, kecil, dan menengah, ataupun mikro (UMKM). Adapun hal ini bisa dikombinasikan dengan berbagai program pemerintah lainnya, seperti kredit usaha mikro (KUR).
ADVERTISEMENT
"Kami minta juga LPEI tidak hanya fokus pada perusahaan besar yang mapan dan miliki jalur ekspor dan akses modal, tapi saya juga minta LPEI untuk terus meningkatkan ekspor dari pengusaha kecil, menengah, dan mikro, dan ini bisa dikombinasikan dengan berbagai program pemerintah lain seperti KUR," jelasnya.
Hingga kuartal IV 2017, LPEI mencatat total pembiayaan yang telah disalurkan sudah mencapai Rp 101,02 triliun atau naik 2,22 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Kenaikan tersebut terdiri dari naiknya pembiayaan melalui sistem konvensional sebesar 2,83 persen, sementara piutang melalui sistem syariah turun 0,8 persen dari kuartal sebelumnya. Total aset LPEI hingga kuartal IV 2017 mencapai Rp 110,9 triliun atau naik 2,05 persen dari kuartal sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Adapun neraca dagang Indonesia selama Juni 2018 mencatat surplus sebesar USD 1,74 miliar. Angka tersebut disumbang ekspor yang turun 19,8 persen dibanding bulan sebelumnya menjadi USD 13 miliar dan impor yang turun lebih dalam sebesar 36,27 persen dibanding bulan sebelumnya menjadi USD 11,26 miliar.
Namun secara tahunan, baik ekspor maupun impor masih mengalami kenaikan, yaitu masing-masing sebesar 4,67 persen year on year (yoy) dan 12,66 persen (yoy).