Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sri Mulyani: Negara yang Tak Bisa Atasi Korupsi, Rakyatnya Banyak yang Kelaparan
8 Desember 2021 12:47 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa yang berdampak pada ketimpangan ekonomi, kehidupan masyarakat akan menjadi semakin buruk karena jumlah kemiskinan akan terus meningkat.
ADVERTISEMENT
“Oleh karena itu kita harus melihat korupsi sebagai suatu musuh bersama. Dari sisi makro, kita melihat angka-angka apabila korupsi merajalela,” kata Sri Mulyani pada Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) Kementerian Keuangan 2021, Rabu (9/12).
Korupsi juga akan mengakibatkan masyarakat mengalami kemiskinan terus-menerus, serta terjadi ketimpangan ekonomi.
“Akan terjadi inequality, dan poverty yang terus menerus. Kita lihat di seluruh dunia dan bisa mudah mendapatkan bukti tersebut, bagaimana negara yang tidak bisa mengatasi korupsi meski mereka memiliki natural resources, maka banyak masyarakatnya yang kelaparan, yang tidak bisa mendapat pendidikan, bahkan untuk dapat air bersih pun tidak diperoleh,” lanjutnya.
Korupsi juga dapat berdampak pada kemiskinan secara tidak langsung. Di mana korupsi juga mengakibatkan berkurangnya kegiatan-kegiatan investasi yang membuka lapangan kerja bagi masyarakat .
ADVERTISEMENT
“Korupsi juga akan menyebabkan ketiadaan kegiatan-kegiatan produktif dalam bentuk investasi, karena siapa pun yang termasuk capital, dia akan memikir seribu kali apakah dia bisa melakukan kegiatan produktif tanpa kemudian dia bisa menjadi korban dari korupsi yang akan merajalela,” tutur Sri Mulyani.
“Ini adalah suatu penyakit yang ada dan bisa menghinggapi serta menggerus fondasi suatu masyarakat dan negara. Jadi bahayanya sudah sangat nyata,” lanjutnya.