Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019 diprediksi akan melebar menjadi 2-2,2 persen terhadap PDB. Sebelumnya, pemerintah mematok defisit hanya 1,84 persen.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, untuk realisasi defisit APBN periode Januari-Agustus 2019, jumlahnya sudah mencapai Rp 199,1 triliun atau 1,24 persen dari PDB.
"Defisit akan naik seperti yang sudah disampaikan antara 2-2,2 persen dari PDB. Jadi kami akan tetap jaga," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (1/11).
Dia mengatakan, pelebaran defisit APBN 2019 terjadi karena ada tekanan ekonomi global. Tapi, dia menilai kondisi tersebut masih wajar dan akan tetap bisa dijaga.
Untuk mengamankan defisit APBN agar tidak terus melebar, Sri Mulyani telah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 144 Tahun 2019, tentang Perkiraan Defisit dan Tambahan Pembiayaan Defisit APBN 2019.
"Itu dari sisi makro lebih baik karena bisa berikan stimulus yang enggak menekan ekonomi sendiri. Akan tetapi, saya harap kementerian dan lembaga selesaikan belanjanya dalam dua bulan terakhir ini. Ini akan tentukan growth kita di kuartal IV," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, defisit anggaran selama 2014 sebesar Rp 227,4 triliun atau sekitar 2,26 persen terhadap PDB. Tahun berikutnya, defisit anggaran meningkat menjadi Rp 287 triliun atau 2,8 persen dari PDB.
Pada 2016, defisit anggaran mencapai Rp 307,7 triliun atau 2,46 persen dari PDB. Sementara di 2017, defisit anggaran Rp 345,8 triliun atau 2,57 persen dari PDB. Lalu di 2018, defisit APBN menurun menjadi Rp 287,9 triliun atau 1,72 persen dari PDB.