news-card-video
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Sri Mulyani Sebut Ekonomi RI Melesat, Surplus Dagang Tembus 58 Bulan

18 Maret 2025 19:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan pada konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (13/3/2025). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan pada konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (13/3/2025). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025. Sejumlah indikator ekonomi menunjukkan perbaikan signifikan, termasuk neraca perdagangan yang kembali mencatat surplus dan Purchasing Managers’ Index (PMI) yang bergerak ke zona ekspansi.
ADVERTISEMENT
Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar USD 3,12 miliar pada Februari 2025, naik USD 2,28 miliar secara tahunan (year-on-year). Surplus ini menandai tren positif selama 58 bulan berturut-turut sejak Covid pada Mei 2020.
“Ini berita luar biasa yang mungkin tertutup oleh berita lainnya. Neraca perdagangan Indonesia, trend surplus 58 bulan secara berturut-turut. Ini mulai dari Mei 2020, kita tuh surplus sampai hari ini, surplus terus, jadi sudah 58 bulan,” jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (18/3).
Intinya, dengan kondisi global saat ini—di mana banyak negara memberlakukan hambatan perdagangan seperti kenaikan tarif, dan sejumlah lembaga internasional memproyeksikan perlambatan ekonomi dunia, Indonesia masih mampu menjaga neraca perdagangannya tetap surplus selama 58 bulan berturut-turut.
ADVERTISEMENT
“Bahkan angka Februari lebih tinggi year on year sebesar 2,28 miliar mencapai 3,12 miliar, itu satu. Yang kedua, PMI kita di atas 53,6. Saya sampaikan kemarin di dalam penjelasan konsensitas, PMI yang 53,6 itu adalah rebound atau recover dari posisi yang tadinya di bawah 50, itu berarti kontraktif menjadi ekspansi,” tambahnya.
Sri Mulyani juga menyoroti tiga faktor utama yang dipercaya sebagai penopang perekonomian, yakni konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor, dan berharap pertumbuhan ini tetap terjaga.
“Kami berharap pertumbuhan ekonomi di kuartal I tetap terjaga dan dapat terus berlanjut hingga akhir tahun,” tutupnya.