Sri Mulyani Sebut Indonesia Dapat Posisi Tawar yang Menguntungkan dengan AS

25 April 2025 15:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Jumat (25/4/2025).  Foto: Dok. Tangkapan Layar Zoom
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Jumat (25/4/2025). Foto: Dok. Tangkapan Layar Zoom
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani telah bernegosiasi dengan Menteri Perdagangan AS Scott Bassent mengenai penerapan tarif resiprokal, dia menilai hasil pertemuan cukup positif.
ADVERTISEMENT
Indonesia masuk dalam daftar 20 negara pertama yang aktif mengajukan pembicaraan tarif dengan negeri Paman Sam.
Menurut Sri Mulyani, pemerintah AS mengapresiasi negara-negara yang bergerak lebih awal untuk melakukan pembicaraan.
Dalam perundingan dagang itu, Menkeu AS, Scott Bessent menyampaikan, Presiden AS Donald Trump cenderung memberi keuntungan lebih kepada pihak-pihak yang sigap dan proaktif dalam berunding.
"Bahwa Indonesia mendapatkan advantage sebagai early mover, itu disampaikan oleh Scott Bessent tadi, mengenal karakter dari Presiden Trump," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers terkait perkembangan negosiasi tarif, Jumat (25/4).
Sikap Indonesia dalam posisi tawar dinilai lebih baik di tengah upaya penyeimbangan neraca perdagangan yang sedang dilakukan AS dengan mitra-mitra dagangnya.
"Mereka biasanya menghargai the first mover yang akan diberikan advantage. Itu tadi yang disampaikan oleh U.S. Secretary," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Sri Mulyani juga menjelaskan proses negosiasi tarif dengan AS biasanya memakan waktu cukup panjang, antara dua hingga tiga tahun.
Namun, durasi tersebut bisa lebih pendek jika suatu negara mendapatkan perhatian khusus dari AS dan dinilai siap dengan proposal yang saling menguntungkan.
"Pesannya adalah memang keputusan pada akhirnya ada di Presiden Donald Trump, dan oleh karena itu seluruh jalur yang dilakukan untuk kita berkomunikasi dan juga untuk menyampaikan berbagai proposal yang saling menguntungkan bagi Indonesia dan Amerika menjadi sangat penting," ujarnya.