Sri Mulyani Semringah, Inflasi RI Masih Terkendali Bikin Ekonomi Stabil

27 Juni 2024 11:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat penyerahan DIPA APBN. Foto: Kemenkeu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat penyerahan DIPA APBN. Foto: Kemenkeu RI
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengatakan inflasi nasional per Mei 2024 sebesar 2,8 persen (year on year/yoy) masih terbilang rendah berdampak pada perekonomian yang stabil.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani mengatakan, inflasi sudah mulai terkendali pada April 2024, karena sebelumnya terjadi tekanan pada harga pangan yang sempat melonjak sejak Desember 2023 lalu.
Untuk volatile food atau inflasi komponen bergejolak yang mayoritas dipengaruhi harga pangan mulai menunjukkan penurunan menjadi level 8,14 persen.
"Ini menimbulkan perkembangan yang cukup positif, karena inflasi harga menggerus daya beli langsung masyarakat banyak, terutama menengah ke bawah," ujarnya saat konferensi pers APBN KiTA, Kamis (27/6).
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan DKI Jakarta meninjau ketersediaan stok pangan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Rabu (27/4). Foto: PPID DKI Jakarta
Sri Mulyani melanjutkan, inflasi administered price atau komponen yang diatur pemerintah juga stabil rendah di level 1,52 persen, sebab belum ada perubahan dalam berbagai harga yang diatur pemerintah.
"Inflasi inti agak menunjukkan perkembangan ke atas namun tetap di bawah level 2 persen, yaitu 1,93 persen," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menkeu menuturkan, inflasi inti dikontribusikan oleh 680 komoditas atau 65 persen dari total perhitungan inflasi. Lalu inflasi administered price ada 41 komoditas atau 19,2 persen, dan volatile food ada 126 komoditas yang dihitung dan bobotnya 15,8 persen.
"Ekonomi kita dengan inflasi rendah relatif dalam kondisi yang stabil dan dalam kondisi pertumbuhan positif 5 persen ini baik, karena jarang ada banyak negara yang masih mempertahankan pertumbuhan di atas 3 persen," pungkas Sri Mulyani.