Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sri Mulyani Siapkan Kebijakan Imbas PMI Manufaktur RI Anjlok
2 Agustus 2024 14:41 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani akan menyiapkan kebijakan seiring Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia di Juli 2024 sebesar 49,3, turun dibandingkan Juni 2024 yang berada di posisi 50,7.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani mengaku sudah menyiapkan kebijakan untuk merespons kondisi tersebut, sehingga kontraksi terhadap sektor manufaktur tidak berlangsung lama.
“Meski PMI mengalami korektif di bawah 50, kita waspadai, kita lihat datanya. Kita kemudian merumuskan kebijakan supaya masa kontraksi enggak lama. Kami harapkan environment global juga akan membaik,” ujar Sri Mulyani usai konferensi pers KSSK di Gedung LPS, Jumat (2/8).
Berbagai faktor menjadi penyebab PMI manufaktur menurun, salah satunya penurunan permintaan baru dari barang-barang manufaktur mengalami moderasi.
Pemerintah akan melakukan investigasi dari sisi permintaan barang-barang manufaktur, apakah permintaan tersebut hanya bersifat musiman atau berupa barang impor.
“Kalau ini domestik terutama PMI manufaktur, itu terkait dengan apakah permintaan ini seasonal atau kompetensi barang-barang impor, ini terutama barang-barang konsumsi. Kami akan lakukan investigasi demand side,” tutur Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
Menurut Sri Mulyani, indeks manufaktur yang diukur PMI seperti industri tekstil alas kaki. Sehingga angka tersebut tidak mencerminkan manufaktur di Indonesia seperti hilirisasi industri maupun sektor CPO.
Selain itu, PMI manufaktur Indonesia sempat mencapai level tertinggi pada Februari 2024. Sri Mulyani berharap koreksi PMI manufaktur bersifat sementara.
“Dari indeks kepercayaan bisnis pada Juli tertinggi sejak Februari. Ada suatu optimisme yang ada dan kita akan terus eksplor bahwa volume penjualan mereka produksinya akan meningkat seiring kondisi market yang tahun depan menguat. Itu memberikan harapan,” terang Menkeu.
Pemerintah akan mendukung dengan berbagai macam instrumen, contohnya seperti pengenaan bea masuk anti dumping untuk produk manufaktur impor.
“Kalau sifatnya impor, unfair trade practice adalah persaingan perdagangan yang tidak sehat maka pemerintah akan melakukan langkah korektif. Kemenkeu biasanya instrumennya ada PMK anti dumping dan berbagai hal, ini kami koordinasi Menteri terkait yaitu Perdagangan dan Perindustrian,” jelasnya.
ADVERTISEMENT