Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Dewan Pengawas dan Dewan Direksi Lembaga Pengelola Investasi (LPI ) alias Indonesia Investment Authority (INA) resmi ditunjuk. Lembaga ini merupakan Sovereign Wealth Fund (SWF) yang akan menghimpun mengelola dana investasi untuk berbagai program pemerintah.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang juga salah satu anggota Dewan Pengawas LPI menegaskan, lembaga ini tidak mencari utang . LPI mencari modal dari investor asing untuk dana pembangunan sehingga dapat meringankan beban keuangan negara.
"Yang saya tekanan adalah INA ini invetsment, bersama-sama berinvestasi, kita tidak pinjam uang mereka. Ini cara kita untuk tdk tergantung pada pinjaman. Karena sama-sama investasi, pasti ada proses detail. Kita enggak bicara detail transasction dulu ya, ini baru terbentuk," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Rabu (16/2).
Direktur Utama LPI, Ridha Wirakusumah, menyatakan bahwa pihaknya akan berupaya menciptakan iklim investasi yang baik agar investor tertarik. Diharapkan dana dari para investor terus bertumbuh dan dapat menjadi dana abadi untuk pembangunan.
ADVERTISEMENT
"Misi visi ini luar biasa, kami ingin ciptakan sebuah climate of investment sehingga investor bisa masuk dengan nyaman, berpartisipasi sama-sama dalam pembangunan Indonesia yang futurenya luar biasa. Apakah dari demografis, size, potensi bisnis, dan lain-lain. Yang kami cari adalah dana modal, bukan dana pinjaman. Dana yang value adding, dana yang dari sumber baik, clean. Kedua, misinya karena namanya SWF, semua dana yang dipercayakan kami bertumbuh terus hingga jadi dana abadi yang makin lama makin memakmurkan anak cucu kita," paparnya.
Untuk itu, Ridha ingin direksi LPI bekerja profesional dengan menjunjung tinggi prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Pada tahap awal ini, proyek-proyek yang ditawarkan ke investor nilainya mencapai USD 9,5 miliar alias Rp 133 triliun. "Kita akan lihat bersama untuk make sure proyek ini bisa membawa good return untuk investor dan untuk kita," tutupnya.
ADVERTISEMENT