Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Sri Mulyani Ungkap Isu Resesi AS Bikin Ekonomi Jepang Penuh Ketidakpastian
13 Agustus 2024 11:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan isu resesi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) membuat ekonomi Jepang penuh dengan ketidakpastian.
ADVERTISEMENT
Dia menyebut mata uang Jepang (Japan Yen/JPY), mengalami tekanan negatif terhadap USD. Tak hanya itu, banyak modal asing yang keluar dari Negeri Sakura tersebut.
“Jepang mengalami pengaruh sangat negatif dari volatilitas itu dari nilai tukar kemudian capital outflow (aliran modal keluar),” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (13/8).
Bendahara negara itu mengatakan, isu resesi yang terjadi di AS memang sedang menjadi sorotan dunia. Bahkan, sejumlah pelaku pasar keuangan memproyeksi Bank Sentral AS, The Fed bakal menurunkan suku bunga (fed funds rate/FFR) dalam waktu cepat.
"Ekspektasinya FFR akan turun bahkan ada yang spekulasi ada pertemuan emergency. Tapi belum terjadi, ini menunjukkan market sangat cepatnya berubah dari psikologis dari rilis data, dan dampaknya luar biasa," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
“Volatilitas yang cukup besar dari sisi perekonomian AS yang berpengaruh reverbrasion atau getarannya ke seluruh dunia,” imbuhnya.
Mengutip dari Reuters, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data tingkat ketenagakerjaan nonpertanian (nonfarm payrolls) meningkat sebesar 114.000 pekerjaan bulan lalu. Jumlah itu jauh di bawah perkiraan rata-rata 175.000 oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Selain itu, setidaknya 200.000 pekerja yang menurut para ekonom diperlukan untuk mengimbangi pertumbuhan populasi. Tingkat pengangguran melonjak hingga 4,3 persen, mendekati level tertinggi dalam tiga tahun.
Data tersebut menambah kekhawatiran ekonomi AS melambat lebih cepat dari yang diantisipasi, sebab The Fed keliru dengan mempertahankan suku bunga tetap pada pertemuan kebijakannya yang berakhir pada hari Rabu.