Sri Mulyani Update APBN Semester I 2024: Pendapatan Turun, Defisit Rp 77,3 T

8 Juli 2024 15:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024 di Jakarta, Jumat (26/4/2024). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024 di Jakarta, Jumat (26/4/2024). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan hingga Juni 2024 realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) defisit Rp 77,3 triliun atau setara 0,34 persen dari Produk Domestik (PDB).
ADVERTISEMENT
"Total postur dari APBN 2024 semester I adalah defisit Rp 77,3 triliun. Tahun lalu semester I masih surplus Rp 152,3 triliun, tahun ini semester I kita sudah mengalami defisit Rp 77,3 triliun," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Senin (8/7).
Sri Mulyani mengatakan defisit APBN 2024 hingga semester I lebih kecil dibanding jumlah pengeluaran pemerintah. Hingga Juni 2024, pendapatan negara terkumpul Rp 1.320,7 triliun atau turun 6,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Kalau kita lihat pendapatan negara yang mencapai Rp 1.320,7 triliun, itu adalah 47,1 persen dari target tahun ini Rp 2.802,3 triliun. Pendapatan negara semester I ini dibandingkan semester I tahun lalu yang Rp 1.407,9 triliun, itu berarti mengalami penurunan 6,2 persen," ungkap Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024 di Jakarta, Jumat (26/4/2024). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
Sri Mulyani melanjutkan penurunan pendapatan terbesar terjadi pada penerimaan pajak yang baru terkumpul Rp 893,8 triliun. Angka ini turun 7,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, penerimaan dari kepabeanan dan cukai terkumpul Rp 134,2 triliun atau turun 0,9 persen dan PNBP terkumpul Rp 288,4 triliun atau turun 4,5 persen.
"Jadi seluruh komponen penerimaan perpajakan dan PNBP mengalami kontraksi," jelasnya.
Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan pemerintah sudah membelanjakan Rp 1.398 triliun atau melonjak 11,3 persen hingga akhir Juni 2024. Belanja itu terdiri dari belanja K/L, belanja non K/L dan transfer ke daerah.
"Ini adalah pertumbuhan belanja yang cukup tinggi, double digit 11,3 persen. Tahun lalu semester I kita belanja Rp 1.255,7 triliun atau hanya 40,3 persen," katanya.
ADVERTISEMENT