Sri Mulyani: Vaksinasi COVID-19 Ditargetkan Tembus 100 Juta Dosis Pekan Ini

30 Agustus 2021 15:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan, Sri Mulyani melakukan rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (19/8). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan, Sri Mulyani melakukan rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (19/8). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah terus mempercepat program vaksinasi COVID-19. Pada pekan ini, pemerintah menargetkan vaksinasi bisa tembus 100 juta dosis.
ADVERTISEMENT
“Akan diupayakan dalam minggu ini bisa menembus di atas 100 juta dosis, sehingga kita akan masuk ke dalam negara yang di atas 100 juta vaksinasinya,” ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (30/8). Adapun per pekan lalu, vaksinasi di Indonesia sudah mencapai 96,5 juta dosis.
Menurut Sri Mulyani, program vaksinasi di Indonesia masih cenderung lemah yaitu masih di bawah 1 juta dosis per hari. Jumlah ini menurutnya akan terus didorong agar bisa menyentuh angka 2 juta suntikan per hari.
Menurutnya percepatan vaksinasi sangat penting untuk pemulihan ekonomi. Tidak hanya itu, vaksinasi dirasa makin penting sebab kini sekolah di beberapa wilayah mulai melakukan uji coba pembelajaran tatap muka.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani menyatakan pemerintah ingin mulai menormalisasi kegiatan belajar mengajar, namun dengan syarat pandemi bisa dikendalikan, salah satunya dengan vaksinasi.
“Anak-anak yang usia sekolah ini juga menjadi perhatian untuk keinginan kita menormalisir sekolah namun aman dari COVID-19,” ujarnya.
Sekali lagi, Sri Mulyani mengingatkan bahwa ke depan pandemi akan berubah menjadi endemi. Ini artinya kasus COVID-19 kemungkinan tidak akan bisa hilang 100 persen. Namun ke depan ancaman terhadap jiwa dan dampaknya terhadap sosial ekonomi akan mulai bisa diminimalkan.
“Semuanya sepakat bahwa pandemic ini very likely atau likely menjadi endemic. Hanya bagaimana semua negara mendesainnya. Kasus yang memang tidak hilang begitu saja. Ini yang merupakan perjuangan untuk sekarang kita lakukan,” tandasnya.