Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Sri Mulyani Was-was, Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan Tahun Ini
3 Mei 2024 16:44 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK ) mengantisipasi ketidakpastian konflik geopolitik global membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi global akan stagnan di tahun 2024 ini.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani mengatakan, berdasarkan laporan terbaru World Economic Outlook yang diterbitkan pada bulan April 2024, IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi global akan relatif stagnan di tahun ini, yaitu pada level 3,2 persen (year on year/yoy).
"KSSK berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi dan sinergi, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko ketidakpastian ekonomi dan pasar keuangan global, serta gejolak geopolitik yang eskalatif, termasuk rambatannya pada perekonomian dan sektor keuangan domestik," jelasnya saat konferensi pers KSSK II 2024, Jumat (3/5).
Sri Mulyani menjelaskan, perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh pada level 2,5 persen (yoy) di tahun 2023 dan diperkirakan akan menguat 2,2 persen (yoy) pada tahun 2024 dengan menguatnya permintaan domestik dan aktivitas manufaktur yang masih ekspansif.
ADVERTISEMENT
Masih kuatnya kinerja ekonomi AS, lanjut dia, diikuti dengan laju inflasi yang masih tinggi dan meningkat pada beberapa bulan terakhir telah mendorong potensi penundaan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.
Di sisi lain, perkiraan pertumbuhan ekonomi China melambat dari 5,2 persen (yoy) pada tahun 2023 menjadi 4,6 persen (yoy) di tahun 2024. Faktor lainnya juga yaitu eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah.
"Pada bulan April 2024, dinamika ekonomi keuangan global mengalami perubahan sangat cepat dengan kecenderungan ke arah negatif. Akibat eskalasi perang di timur tengah dan juga ketegangan geopolitik yang makin tinggi," tutur Sri Mulyani.
Sri Mulyani melanjutkan, kebijakan moneter AS yang cenderung mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama alias higher for longer, serta tingginya yield US Treasury menyebabkan terjadinya arus modal keluar dari negara-negara berkembang dan pindah ke AS.
ADVERTISEMENT
"Ini menyebabkan penguatan mata uang US dollar dan melemahnya nilai tukar berbagai mata uang dari berbagai negara," tuturnya.
Menkeu menyebutkan KSSK akan terus mencermati risiko terkait potensi penundaan pemangkasan Fed Fund Rate, tingginya yield US Treasury, dan penguatan dolar AS, serta eskalasi dari ketegangan geopolitik global.
"KSSK akan terus siaga mengantisipasi dengan respons kebijakan yang sinergis dan efektif untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan dan ketidakpastian global terhadap perekonomian Indonesia dan terhadap stabilitas sistem keuangan Indonesia," jelasnya.
Meski di tengah dinamika ketidakpastian global tersebut, Sri Mulyani memastikan kinerja ekonomi Indonesia masih cukup resilien. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 diperkirakan akan tetap berada di atas 5 persen dan dibandingkan kuartal IV tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Live Update