Sri Mulyani Waspadai Ekonomi RI di 2023: Guncangan Sangat Kencang dan Besar!

21 Oktober 2022 15:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
14
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan realisasi APBN 2020 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (19/2). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan realisasi APBN 2020 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (19/2). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi negara terbesar dunia seperti Amerika, Eropa, dan Tiongkok menunjukkan tren pelemahan tahun 2022 dan 2023.
ADVERTISEMENT
“Untuk Indonesia, kita masih diproyeksi oleh berbagai lembaga dunia cukup baik di sekitar 5 persen. Namun kita tidak boleh tidak waspada, karena memang guncangan ekonomi sangat kencang dan sangat besar yang harus terus kita kelola dan waspadai secara baik,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi APBN KITA Oktober 2022, Jumat (21/10).
Sri Mulyani mengatakan, koreksi pertumbuhan ekonomi terjadi di semua negara. International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan ekonomi dunia di level 3,2 persen pada tahun 2022 dan 2,7 persen pada tahun 2023.
Menkeu memastikan kondisi ekonomi Indonesia relatif kuat, dengan outlook 2022 diproyeksikan tetap 5,3 persen. Kinerja sektor eksternal Indonesia masih cukup solid.
"Perekonomian Indonesia 5-5,3 persen di tahun 2022. Artinya, di kuartal III pertumbuhan ekonomi sangat kuat di area atas 5,5 persen, perkiraan dari Kementerian Keuangan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ia mewaspadai gelombang ekonomi dunia serta kecenderungan suku bunga yang naik pasti akan mempengaruhi indikator dan faktor mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023. “Neraca perdagangan bulan September 2022 USD 4,9 miliar. Ini adalah surplus 29 bulan berturut-turut,” sambungnya.
Sri Mulyani melanjutkan, neraca perdagangan tersebut memberikan bantalan terhadap gejolak yang terjadi dari sektor ekonomi global. Ekspor terlihat mengalami penurunan dibandingkan bulan terakhir.
Dalam jangka pendek, Menkeu memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal ketiga masih akan sangat kuat. Hal ini tercermin dari indikator konsumsi maupun produksi.
Kemenkeu mencatat PMI manufaktur Indonesia terus ekspansi selama 13 bulan berturut-turut, menggambarkan pemulihan ekonomi sejak terjadinya pandemi terjaga momentumnya.
“Terlihat indikator sebagai mobilitas dan indeks penjualan ritel, spending index yang diukur oleh Mandiri semuanya masih dalam situasi positif dan ekspansif,” sambungnya.
ADVERTISEMENT