Sri Mulyani Yakin Rupiah Menguat: Inflasi Rendah & Pertumbuhan Ekonomi Stabil

2 Agustus 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (2/8/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (2/8/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, memastikan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan memonitor dan menjaga stabil nilai tukar rupiah yang cenderung menguat.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani menjelaskan, nilai tukar rupiah dipengaruhi bauran kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia (BI) untuk memitigasi situasi global, yaitu suku bunga The Fed masih tinggi dan belum mengalami penyesuaian hingga saat ini.
Adapun saat ini, berdasarkan data Bloomberg, rupiah siang ini melemah terhadap dolar AS di level Rp 16.239 atau turun 2 poin (0,01 persen). Menkeu mencatat, depresiasi nilai tukar rupiah mencapai level 5,48 persen dibandingkan Desember 2023. Hingga 26 Juli 2024, nilai tukar rupiah menguat 0,52 persen secara month to date (mtd).
“Ke depan nilai tukar rupiah akan terus dimonitor dan dijaga stabil dengan kecenderungan menguat, seiring menariknya imbal hasil dari surat berharga kita, inflasi Indonesia yang rendah dan terutama juga indonesia termasuk negara kinerja pertumbuhan ekonominya stabil dan relatif tinggi,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK di Gedung LPS, Jumat (2/8).
ADVERTISEMENT
Petugas menujukkan pecahan mata uang Dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di kawasan Kemang, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Kinerja nilai tukar rupiah ditopang komitmen BI terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, serta berlanjutnya aliran masuk modal asing dan neraca perdagangan yang masih mengalami surplus.
Sri Mulyani mengamati nilai tukar won Korea menghadapi depresiasi lebih dalam dibanding Indonesia, yaitu sebesar 6,93 persen year to date.
“Yen Jepang juga merupakan salah satu negara dengan ekspor yang kuat selama ini bahkan mengalami depresiasi lebih dalam lagi 8,27 persen year to date. Jadi kalau Indonesia 5,48 itu masih relatif comparable,” tutur Sri Mulyani.
Pemerintah akan terus menjaga kondisi perekonomian sehingga mampu menarik daya tarik investasi sehingga masuk ke indonesia. BI juga menggunakan instrumen moneter termasuk strategi operasi moneter yang pro market seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valuta Asing Bank Indonesia (SUVBI).
ADVERTISEMENT
“Ini kami lakukan terus koordinasi pemerintah yaitu kami dari sisi fiskal untuk meyakinkan bahwa koordinasi berjalan baik dan sinkron,” lanjut Sri Mulyani.