Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Staf Luhut Beberkan Merek Mobil Listrik yang Akan Masuk Indonesia Tahun Ini
1 Maret 2024 13:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin, membeberkan grup otomotif Stellantis akan membawa mobil listrik merek Citroen ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Stellantis tertarik dengan program insentif bebas impor Completely Built Up (CBU) yang tertuang dalam Perpres 79/2023 yang merupakan revisi dari Perpres 55/2019 terkait Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Mantan bos Bukalapak menyebut Stellantis akan membawa unit completely knocked down (CKD) merek Citroen untuk kemudian dirakit di Indonesia, mulai Juli 2024.
“Kalau misalnya yang baru masuk Citroen, segala macam itu Stellantis, katanya dia mau berproduksi 1 Juli 2024. Dia kayaknya menggunakan fasilitas yang sudah ada, tapi bawa CKD di sini sudah ada assembler-nya di sini,” jelas Rachmat.
Sementara, pemerintah memberi waktu perusahaan untuk merealisasikan program insentif bebas impor CBU mobil listrik sampai akhir 2025. Sehingga menurut Rachmat, usai produksi pada Juli 2024 Stellantis menanggalkan insentif tersebut dan hanya akan memanfaatkannya dalam waktu yang singkat.
“Jadi dia akan menggunakan insentif ini cuman beberapa bulan,” kata Rachmat dalam konferensi pers Insentif dalam Rangka Percepatan Investasi dan Industrialisasi KBLBB di Jakarta pada Jumat (⅓).
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Iwan Suryana mengatakan PT National Assemblers telah menghubungi pemerintah.
“Kami sudah menerima satu permohonan dari PT National Assemblers, itu berasal dari India tetapi dia pemegang merek mobil Eropa Citroen. Jadi sudah masuk satu dan kami sedang dalam proses,” kata Iwan dalam kesempatan yang sama dalam konferensi pers Insentif dalam Rangka Percepatan Investasi dan Industrialisasi KBLBB di Jakarta pada Jumat (⅓).
Berdasarkan laman resmi Indomobil, PT National Assembler merupakan perusahaan di bawah bendera Indomobil (IMAS).
Dengan masuknya produsen mobil Eropa Citroen ini, Iwan optimistis ke depannya, program insentif impor CBU ini akan digandrungi banyak perusahaan otomotif.
Sebelumnya, Rachmat membeberkan ada empat produsen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang minat membuat pabriknya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Saya nggak mau menyebut merek ya, tapi saya baru sampai nih dari Tiongkok habis ngomong sama empat ini ya, empat pabrikan. Satu Wuling kan sudah bikin produk kan. Yang tiga lagi nanti deh,” kata Rachmat di kawasan Kuningan, Jakarta pada Kamis (21/12).
Menurut Rachmat, empat produsen EV tersebut akan mengikuti peraturan yang ada di dalam negeri. Hal ini terkait disahkannya Perpres 79/2023 yang merupakan revisi dari Perpres 55/2019 terkait Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Perpres tersebut mengatur insentif bebas pajak bagi produsen kendaraan listrik yang diberikan pemerintah untuk mengimpor Completely Built Up (CBU) atau kendaraan utuh hingga akhir 2025, dengan sederet syarat dan ketentuan tertentu.
Menurutnya, kedatangan empat produsen asal China ini, akan membantu Indonesia untuk mengejar target produksi 600.000 mobil listrik pada 2030 mendatang.
ADVERTISEMENT
“Dan mereka semuanya pada prinsipnya mereka appreciate dengan policy yang kita buat, dan mereka ini, kita juga sudah menyampaikan targetnya Presiden kan punya kapasitas produksi 600.000 di 2030,” tambah Rachmat.