Stafsus Menteri BUMN Ungkap Alasan 5 Pabrik Kimia Farma Tutup

18 Juli 2024 21:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stafsus BUMN, Arya Sinulingga dalam Editor's Talk Forum Pemred di Gedung Antara, Jakarta Pusat, Rabu (27/3). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Stafsus BUMN, Arya Sinulingga dalam Editor's Talk Forum Pemred di Gedung Antara, Jakarta Pusat, Rabu (27/3). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
ADVERTISEMENT
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengungkapkan, alasan lima pabrik PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang ditutup. Menurut Arya, salah satu penyebab pabrik tersebut ditutup karena tidak efisien.
ADVERTISEMENT
"Karena kita tahu ini adalah pabrik lama yang nggak efisien. Harusnya cuma lima, yang ada sepuluh," kata Arya Kantor Kementerian BUMN, Kamis (18/7).
Meski demikian, Kementerian BUMN tengah menyusun langkah yang saling menguntungkan setelah lima pabrik Kimia Farma tutup.
"Lagi disusun sama teman-teman dari manajemennya Kimia Farma karena konsekuensi dari penutupan pabrik kan pasti ada konsekuensi kan. Pasti ada hal-hal yang berdua sama karyawan," ujarnya.
Sebelumnya, manajemen Kimia Farma menyebut penutupan lima pabrik obat ini akan dilakukan paling cepat dalam dua tahun ke depan.
Perusahaan belum memutuskan skemanya, apakah lima pabrik yang akan ditutup itu akan didivestasikan. Sementara untuk karyawan yang bekerja, akan dilakukan mekanisme sesuai peraturan perundang-undangan. David memastikan karyawan yang terdampak diperlakukan adil.
ADVERTISEMENT

Audit Investigasi Fraud Kimia Farma

Ilustrasi Kimia Farma. Foto: Dok. Istimewa
Manajemen mengatakan, hasil audit investigasi dugaan fraud atau pelanggaran laporan keuangan anak usahanya, PT Kimia Farma Apotek (KFA), paling cepat diumumkan Agustus 2024 mendatang.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAEF, Lina Sari, memastikan proses audit investigasi masih berlangsung. Manajemen menyebut kasus tersebut sebagai dugaan integritas penyediaan data di entitas anak.
"Sampai dengan hari ini masih on progress, kemungkinan paling cepat hasilnya bisa kita dapatkan di awal Agustus hasilnya," katanya saat public expose RUPST 2023, Selasa (25/6).
Lina mengatakan, sebelum hasil investigasi itu rampung, perseroan belum bisa menyimpulkan apakah fraud tersebut disebabkan oleh korupsi atau penyebab lainnya.
"Karena ini masih dalam progres tentunya kita belum bisa mengambil kesimpulan atas apa yang sebenarnya terjadi di entitas anak kami," tegasnya.
ADVERTISEMENT