Stafsus Sebut Sri Mulyani Bakal Jaga Cucu Usai Tak Jadi Menteri

8 Mei 2024 20:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi (kiri) dan Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo (kanan) memberikan sambutan pada MOFEST 2022. Foto: Rivan Awal Lingga/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi (kiri) dan Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo (kanan) memberikan sambutan pada MOFEST 2022. Foto: Rivan Awal Lingga/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo, membeberkan rencana Sri Mulyani usai tak jadi menteri. Ia menyebut bendahara negara itu akan fokus menjaga cucu.
ADVERTISEMENT
"Kalau beliau sendiri bilang akan fokus momong cucu. Itu hal yang mulia, mengisi waktu," kata Prastowo kepada awak media di Ciasem 12 Menteng, Rabu (8/5).
Prastowo memastikan, Sri Mulyani tidak akan kekurangan aktivitas usai lengser dari jabatannya. Banyak hal yang bisa ia lakukan, mulai dari mengajar, menulis, hingga menjadi pembicara.
Sri Mulyani memang kerap membagikan momen kedekatannya dengan para cucu. Misalnya pada momen libur sekolah di tahun lalu, bendahara negara itu mengajak cucu-cucunya untuk melihat peninggalan Gedung Daendels, yang direnovasi menjadi Gedung AA Maramis.
Sri Mulyani Indrawati saat naik delman bersama suami dan cucunya. Foto: Instagram/@smindrawati
“Musim Libur sekolah-saya ajak cucu melihat Gedung Daendels (Gedung Maramis Kemenkeu) sambil berita sejarahnya,” tulis Sri Mulyani dalam instagram @smidrawati yang dikutip Sabtu (8/7/2023).
Menkeu juga menjelaskan sejarah dari gedung tersebut di media sosialnya. Ia mengatakan Jakarta (Batavia) sebagai Pusat Pemerintahan Hindia Belanda pernah dijuluki "Kuburan dari Timur" karena penyakit kolera dan malaria menyebar dan mematikan.
ADVERTISEMENT
“Hal ini mendorong Gubernur Hindia Belanda, H.W. Daendels memindahkan pusat pemerintahan dari Oud Batavia di muara Sungai Ciliwung (sekarang daerah Kota Tua) ke Niew Batavia di Weltevreden (sekarang Lapangan Banteng dan sekitarnya),” ujarnya.