Standard Chartered Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,2% Tahun Ini

22 Januari 2018 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Standard Chartered outlook ekonomi 2018 (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Standard Chartered outlook ekonomi 2018 (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diprediksi sebesar 5,2%, lebih rendah dari target pemerintah dalam APBN 2018 yang diprediksi sebesar 5,4%. Namun, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi sementara pertumbuhan ekonomi 2017 yang sebesar 5,05%.
ADVERTISEMENT
Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra menjelaskan, perekonomian Indonesia tahun ini akan didorong oleh investasi yang masih kuat, belanja rumah tangga yang lebih stabil, dan kinerja ekspor.
Aldian menjelaskan, konsumsi yang lebih stabil tersebut didorong oleh stabilnya kondisi makroekonomi, rupiah, inflasi, dan optimisme konsumen yang masih cukup baik.
Dia juga memperkirakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berada di level Rp 13.600 hingga akhir tahun, dan laju inflasi sebesar 4% secara tahunan/year on year (yoy).
"Pertumbuhan ekonomi kami perkirakan tahun ini bisa 5,2%. Tahun ini sentimennya lebih positif, investasi harapannya akan lebih baik," ujar Aldian dalam outlook ekonomi di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, Senin (22/1).
ADVERTISEMENT
Dia juga memperkirakan, belanja sosial pemerintah pada tahun ini naik 6% dibandingkan tahun lalu. Hal ini diprediksi dapat membantu daya beli masyarakat, khususnya pendapatan masyarakat menengah ke bawah.
"Kalau diambil belanja Kementerian Sosial, dana desa, belanja subsidi energi, itu lebih besar dibanding adanya Bantuan Langsung Tunai (BLT) di tahun-tahun sebelumnya. Ini akan membantu daya beli di pendapatan menengah ke bawah," jelasnya.
Dari sisi investasi yang pada tahun ini diperkirakan lebih baik didorong oleh investasi pemerintah, khususnya pembangunan infrastruktur. Menurut dia, hal tersebut menandakan investasi swasta mulai bangkit.
"Ada 46% investor (yang menghadiri acara seminar Economic Outlook 2018) bilang, capital expenditure 2018 akan lebih baik. Memang masih didominasi pemerintah, tetapi dilihat trennya impor barang modal tumbuh double digit," kata dia.
ADVERTISEMENT
Dari sisi ekspor, lanjutnya, masih menunjukkan pertumbuhan positif, dampak dari naiknya harga komoditas. Meski ekonomi China tahun ini diperkirakan melambat ke 6,5% dari tahun lalu yang sebesar 6,9%, pihaknya melihat konsumsi dari Negeri Tirai Bambu tersebut cukup baik.
"Hal ini pula yang akan mendorong perbaikan investasi, khususnya perusahaan pertambangan baik dalam bentuk ekspansi atau revitalisasi alat-alatnya," tambah Aldian.