Startup di Yogya Ini Borong Puluhan Laptop Agar Semua Karyawan Work From Home

17 Maret 2020 7:41 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Start up di Yogyakarta, Niagahoster membeli puluhan laptop agar semua karyawannya bisa work from home. Foto: Dok. Azis Niagahoster
zoom-in-whitePerbesar
Start up di Yogyakarta, Niagahoster membeli puluhan laptop agar semua karyawannya bisa work from home. Foto: Dok. Azis Niagahoster
ADVERTISEMENT
Sabtu (14/3) menjadi hari yang sibuk bagi sebagian pegawai Niagahoster, startup penyedia layanan web hosting di Yogyakarta. Sebab dua hari setelahnya, startup tersebut menerapkan kebijakan kerja dari rumah atau work from home.
ADVERTISEMENT
Pada hari itu, perusahaan membeli puluhan laptop sekaligus agar seluruh karyawan bisa work from home. Adapun tujuan pemberlakuan kebijakan ini yakni untuk menekan penyebaran virus corona, sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Menurut CEO Niagahoster, Ade Syah Lubis, dalam kebijakan ini, ada sekitar 200-an karyawan yang bekerja dari rumah. Dari angka itu, hampir setengahnya merupakan Customer Success Agent (CSA) yang biasanya bekerja di depan komputer kantor.
Ketika work from home diberlakukan, artinya perusahaan harus menyediakan laptop ke seluruh karyawan. Dikarenakan stok yang ada tak mencukupi, perusahaan akhirnya membeli puluhan laptop baru agar seluruh karyawan bisa kerja dari rumah.
“CSA ini kami fasilitasi dengan work from home, termasuk dengan menyediakan kebutuhan teknis tambahan seperti laptop atau PC untuk masing-masing karyawan,” bebernya kepada kumparan, Selasa (17/3).
ADVERTISEMENT
“Proses procurement-nya juga cepat, mengingat kebutuhan untuk work from home ini penting buat keselamatan karyawan. Jadi semua bisa langsung terbeli dan disediakan hingga bisa menunjang work from home,” imbuh Ade.
Ilustrasi startup. Foto: Pixabay
Tidak hanya laptop, perusahaan juga memberi fasilitas seperti tunjangan koneksi internet dan tunjangan work from home lain. Dengan demikian, dia berharap para karyawannya tetap produktif, sama seperti saat bekerja di kantor.
“Intinya kami memastikan semua kebutuhan kantor dan fasilitas yang diberikan seperti bekerja di kantor tidak berkurang,” tegasnya.
Sementara untuk sekitar 100 karyawan sisanya yang bukan CSA, menurut Ade, selama ini telah terbiasa dengan work from home dengan fasilitas laptop yang disediakan oleh kantor. Oleh karenanya untuk karyawan non-CSA, tak ada kendala yang dihadapi saat penerapan kebijakan ini.
ADVERTISEMENT
“Salah satu budaya perusahaan kami freedom and responsibility. Itu menjadi pedoman kami membebaskan karyawan bekerja di mana pun, tapi harus tetap produktif,” kata Ade.