Stasiun Manggarai Belum Pantas Gantikan Gambir Jika Masih Semrawut

16 Oktober 2019 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lalu lintas semrawut di sekitar Stasiun Manggarai, Jakarta Pusat. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lalu lintas semrawut di sekitar Stasiun Manggarai, Jakarta Pusat. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
‎Semrawut. Kata itu yang paling pas untuk menggambarkan jalanan di sekitar Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, pada hari kerja, tak hanya di jam sibuk saja.
ADVERTISEMENT
‎Dari arah Matraman, Jakarta Timur, jalanan menuju Stasiun Manggarai penuh sesak dengan kendaraan pada jam sibuk di hari kerja. Pun dari arah Jalan Tambak, Tebet, Jakarta Selatan juga demikian.
Kepadatan di ruas jalan itu diperparah dengan puluhan ojek online dan ojek pangkalan serta bajaj‎ yang mangkal di sisi kanan, kiri, dan depan stasiun. Pun pedagang kaki lima dan kios yang berjualan di trotoar.
"Jalan di sini sempit, yang mangkal banyak. Makanya enggak usah heran kalau macet semrawut," ucap karyawan swasta yang hampir setiap hari menggunakan KRL via Stasiun Manggarai, Syaifuddin, kepada kumparan di lokasi, Rabu (16/10).
Pedagang di sekitar Stasiun Manggarai, Jakarta Pusat. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Syaifuddin menjelaskan, perjalanan dari indekos-nya di kawasan Matraman menuju Stasiun Manggarai pada jam sibuk pagi hari biasanya membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit lantaran lalu lintas yang begitu padat.
ADVERTISEMENT
Saat disinggung mengenai rencana Kemenhub untuk mengubah stasiun pemberhentian kereta jarak jauh‎ dari semula Stasiun Gambir menjadi di Stasiun Manggarai, dia pun mengaku tak setuju.
"Enggak usah aneh-aneh, jalanan di sini mau jadi apa kalau dipindah ke sini. ‎Kecuali jalan bisa dilebarin, ojek online sama bajaj bisa ditertibin, mungkin baru bisa dipertimbangkan," katanya.
Pedagang di sekitar Stasiun Manggarai, Jakarta Pusat. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Senada, penumpang Kereta Bandara Soetta, Andin, saat ditemui di Stasiun Manggarai juga tak setuju dengan rencana Kemenhub. Menurutnya, fasilitas nonstasiun di sekitar Stasiun Manggarai belum memadai.
"Contohnya parkir aja. Di sini parkir motor aja susah, apalagi mobil. Beda sama Gambir yang parkirnya memadai, jalan di sini juga sempit kan," ucap Andin.
‎Dia menambahkan, saat ini Stasiun Manggarai sudah menjadi tumpuan stasiun transit Kereta Rel Listrik (KRL), lalu belum lama ini dijadikan stasiun pemberangkatan pertama Kereta Bandara Soetta. Jika ditambah jadi stasiun kereta jarak jauh, Andin khawatir Stasiun Manggarai akan penuh sesak.
ADVERTISEMENT
"Emang ini lagi dibangun, tapi apa mampu kalau menampung penumpang KRL, kereta bandara, sama kereta jarak jauh," tegasnya.
Lalu lintas semrawut di sekitar Stasiun Manggarai, Jakarta Pusat. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Sementara itu, Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno, meminta sebelum Stasiun Manggarai dijadikan stasiun sentral seperti keinginan Kemenhub, kawasan pendukung di sekitar stasiun terlebih dulu ditata.
"‎Kawasan pendukung di sekitar Stasiun Manggarai ini yang perlu ditata lebih baik, terutama oleh Pemprov DKI Jakarta," kata Djoko.
Adapun rencana Stasiun Manggarai akan menjadi pusat stasiun kereta di 2021, pertama kali disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Rencananya, Stasiun Gambir hanya akan melayani kereta tertentu saja.
"Memang Manggarai ini kita rencanakan‎ ke depan menjadi central station, yang akan datang tidak ada lagi kereta dari luar kota masuk ke Gambir. Kereta terakhir adalah di Manggarai ini," ucap Budi Karya di Stasiun Manggarai, Jakarta, Sabtu (5/10).
ADVERTISEMENT