Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Stok Gula Langka di Ritel Modern, Meski Harga Acuan Sudah Naik
21 April 2024 10:09 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan kumparan di Alfamidi Jalan Condet Raya, stok gula kristal putih atau gula konsumsi telah seret sejak jelang Idul Fitri 2024.
“Sudah lama enggak ada (stok) sudah dari sebelum Lebaran,” kata pramuniaga toko tersebut, Minggu (21/4).
Sebelum adanya kelangkaan stok, dia bilang belum ada kenaikan harga jual gula pasir di toko tempatnya bekerja. Selain itu, pramuniaga tersebut tidak mengetahui kapan pasokan gula konsumsi akan datang mengisi rak-rak gula yang kini diisi oleh tepung terigu.
“Belum tau kapan (datang), belum sempat naikkan masih di Rp 16.000 (per kg),” imbuhnya.
Di sisi lain, sebelum terjadi kelangkaan stok, dia bilang manajemen PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) sempat menerapkan pembatasan pembelian gula konsumsi sebanyak 2 kg atau dua kemasan gula 1 kg, per orang. “Sebelumnya dibatasi juga dua per orang,” tambahnya.
Berdasarkan pantauan kumparan pada Kamis (14/3), pembelian gula konsumsi di Alfamart diperbolehkan melebihi dua kemasan 1 kg atau maksimal tiga kemasan, dengan syarat berbeda merek.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut pramuniaga tersebut juga menuturkan hal ini terjadi di beberapa ritel modern, seperti Indomaret. “Stoknya sama gak ada (di ritel),” pungkasnya.
Berdasarkan pantauan kumparan di Indomaret Jalan Condet Raya, rak yang biasanya diisi oleh berbagai merek gula pasir, kini digantikan dengan beras.
Pramuniaga yang bertugas menuturkan stok gula pasir memang sudah lama tidak masuk ke toko tempatnya bekerja, tepatnya sebelum Lebaran.
“Udah lama nggak ada, dari sebelum Lebaran,” tuturnya kepada kumparan, Minggu (21/4).
Selain itu, dia juga bilang, stok mulai seret sejak sebelum Ramadan tiba atau pada awal Maret 2024. Sehingga, meskipun pembelian telah dibatasi, stok gula pasir di toko tempatnya bekerja tetap cepat ludes.
“Sebenernya dari sebelum Ramadan juga kalau datang diki-dikit, jadi cepat habis,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya di Jakarta, di sejumlah ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret di Bekasi juga sulit mencari gula pasir. Di Alfamart sekitar Grand Wisata, Tambun, Bekasi, bahkan pembelian gula pasir dibatasi maksimal hanya 2 kg.
Berdasarkan laman Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) gula konsumsi dibanderol Rp 18.040 per kg, ini terpantau turun Rp 10 dibandingkan sepekan yang lalu.
Di DKI Jakarta, gula pasir dibanderol Rp 17.000 per kg, sementara harga gula pasir tertinggi terjadi di Papua Tengah yaitu Rp 28.280 per kg dan terendah di Kepulauan Riau Rp 16.390 per kg.
Sebelumnya, Bapanas menaikkan sementara Harga Acuan Pemerintah (HAP) gula konsumsi, berlaku sejak 5 April 2024 sampai 31 Mei 2024. Hal ini menyusul permintaan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
ADVERTISEMENT
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengatakan harga gula yang kebutuhannya juga dipenuhi dari impor salah satunya terpengaruh nilai tukar rupiah yang melemah.
"Sudah kita berikan (relaksasi gula), jadi Rp 17.500 per kg, sampai 31 (Mei), gula kan enggak hilang kan sekarang, ada relaksasi," ungkap Arief saat Halal Bi Halal dengan media di Kantor Bapanas, Kamis (18/4).
"Gula ini karena currency tinggi harga di luar tinggi, tetapi ini harga tinggi adalah kesempatan kita untuk produksi," tambahnya.
Penetapan kenaikan HAP gula melalui Rapat Koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Gula Konsumsi lintas kementerian/lembaga pada Kamis (4/4). Berdasarkan input kondisi harga gula yang wajar, harga gula konsumsi di tingkat ritel atau konsumen sebesar Rp 17.500 per kg.
ADVERTISEMENT
Sebelum relaksasi HAP, harga gula konsumsi sebesar Rp 16.000 dan Rp 17.000 per kg di Indonesia timur dan wilayah 3 TP. Kelanjutan implementasi setelah 31 Mei 2024 akan dievaluasi kembali secara berkala.