Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Stok Menipis, Harga Kelapa Parut Melonjak Jadi Rp 20.000 per Butir
17 April 2025 10:51 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Harga Kelapa Parut di Pasar Lenteng Agung terpantau tembus Rp 20.000 per butir. Pedagang mengaku harga kelapa parut belakangan ini melonjak drastis karena efek periode Lebaran 2025.
ADVERTISEMENT
Pedagang kelapa parut bernama Damar mengatakan harga kelapa parut tertinggi dirasakan saat masa Ramadan 2025. Di mana satu butir kelapa parut ukuran besar dibanderol Rp 25.000, dan ukuran kecil Rp 17.000.
"Lagi naik, sekarang ya Rp 20.000, dulu pas puasa parah naik," ucap Damar ketika didatangi kumparan, Kamis (17/4).
Damar melanjutkan, kini dia bisa berjualan kelapa parut sebanyak 300-400 butir per hari. Berbeda kala harga normal di kisaran Rp 10.000 yang bisa menghabiskan 500 butir kelapa.
"Pas puasa jarang dikit yang beli, 300-an butir lah abis, sekarang dikurangin stoknya," lanjutnya.
Melonjaknya harga kelapa, Damar menduga karena meningkatnya kebutuhan masyarakat akan stok kelapa parut. Meski demikian, ia tak mengetahui komoditas kelapa Tanah Air ada pula yang diekspor.
ADVERTISEMENT
Diduga Stok Menipis
Pedagang kelapa parut di Pasar Jaya Lenteng Agung bernama Roni mengaku harga kelapa parut masih berada di angka Rp 18.000 per butir untuk berukuran besar, sedangkan Rp 15.000 per butir ukuran kecil.
Roni mengatakan keuntungan saat ini yang didapat cenderung lebih rendah dari biasanya. Dia membenarkan persediaan kelapa bulat dalam negeri sedang krisis, oleh karena itu Roni terpaksa menekan harga jual dan otomatis keuntungan yang didapat juga berkurang.
"Emang lagi jarang kelapa ini (stok), enggak mungkin jual tinggi kita, harga kita rendahin," imbuh Roni.
Katanya, dalam sehari lapak kelapa parut Roni bisa menghabiskan 500-600 butir, sekarang ia mengurangi stok kelapa menjadi sekitar 500 butir per hari.
ADVERTISEMENT
Dia mengetahui komoditas kelapa bulat RI ada yang diekspor, katanya China paling besar jumlah kelapa yang diekspor Indonesia.
"China emang dari dulu gede kan, kelapa kita ke sana," sebut Roni.
Di sisi lain, kumparan juga mendatangi Pasar Citayam, Kabupaten Bogor. Pedagang kelapa parut menuturkan harga saat ini meroket, tak biasa terjadi di komoditas kelapa.
Anung, pedagang kelapa di Pasar Citayam menjual kelapa parut per butir di harga Rp 18.000 berukuran besar dan Rp 15.000 ukuran kecil.
"Yang ini (besar) Rp 18.000, yang ini (kecil) Rp 15.000. Naik ini, gak biasanya naik," kata Anung ketika ditemui kumparan, Kamis (17/4).
Anung mengatakan harga kelapa parut mulai merangkak naik di bulan Februari 2025, dirinya tak spesifik mengetahui mengapa harga kelapa parut bisa naik. Dia berharap pemerintah bisa mengintervensi komoditas kelapa bulat di pasaran agar harganya kembali normal.
ADVERTISEMENT
"Ya harapannya sih normal lagi, kita ini dari dulu kan jual murah ya stabil lah, ini tiba-tiba naik, kaget," lanjutnya.
Ekspor Kelapa Bulat RI Paling Banyak Buat China
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor kelapa bulat Indonesia pada Februari 2025 meningkat 29,84 persen (Month to Month/MoM). Ekspor tersebut paling banyak ke China dan Vietnam.
"Kalau menurut data ekspor kelapa bulat menunjukkan adanya peningkatan sebesar 29,84 persen secara mtm, sebagian besar ekspor kelapa bulat ditujukan ke Tiongkok dan Vietnam," ucap Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti kepada wartawan di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (17/3).
Berdasarkan data BPS, Indonesia telah mengekspor 71.077 ton kelapa di dalam kulit (endocarp) ke beberapa negara periode Januari-Februari 2025.
ADVERTISEMENT
Pada periode itu, China menjadi negara dengan tujuan utama ekspor kelapa bulat sebanyak 68.065 ton dengan nilai USD 29,5 juta, selanjutnya negara tetangga Vietnam sebanyak 2.180 ton, Thailand 550 ton, dan Malaysia 280 ton.
Pemerintah Buka Peluang Atur Ekspor
Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka peluang mengatur ekspor komoditas kelapa bulat Tanah Air. Kemendag telah berdiskusi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk pengaturan ekspor tersebut.
Ini diungkap oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Iqbal Shoffan Shofwan. Iqbal menegaskan, komoditas kelapa bulat tidak termasuk ke dalam barang kebutuhan pokok dan barang penting.
"Nah ini makanya beberapa kali memang kita sudah maksudnya Kementerian Perdagangan ya sudah berdiskusi mengenai kelapa ini dengan Kementerian Perekonomian utamanya Kemendag, terkait dengan pengaturan ekspor," kata Iqbal kepada wartawan di Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor, Rabu (26/3).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkap hal yang menyebabkan harga kelapa bulat di pasaran meningkat. Menurut Budi hal ini disebabkan oleh banyaknya permintaan kelapa bulat baik untuk ekspor maupun dalam negeri.