Stok MinyaKita Mulai Melimpah di Pasar, Tapi Harganya Masih Mahal

2 Januari 2025 15:06 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stok MinyaKita mulai melimpah di Pasar Kwitang, Jakarta Pusat, Kamis (2/1/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Stok MinyaKita mulai melimpah di Pasar Kwitang, Jakarta Pusat, Kamis (2/1/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Para penjual di pasar tradisional mengaku sudah lebih mudah mendapatkan pasokan MinyaKita. Produk minyak goreng eceran yang disubsidi pemerintah itu sempat langka di pasaran.
ADVERTISEMENT
Meski pasokannya mulai stabil, harga MinyaKita diakui pedagang masih mahal.
Salah satu pedagang di Pasar Kwitang Jakarta Pusat, Ade, mengatakan dirinya sudah bebas membeli MinyaKita dari distributor dan tidak lagi dibatasi jumlahnya. Kebijakan itu baru dimulai sejak hari ini.
"Kalau kita ngambil ke distributornya kemarin-kemarin kan dikasih 5 gitu ya, sekarang sudah bebas. Dulu dibatasi sekarang bebas berapa aja," ungkapnya kepada kumparan, Kamis (2/1).
Ade membenarkan pasokan MinyaKita sempat langka dan sulit ditemukan pada akhir 2024. Namun sesudah pergantian tahun, stoknya mulai melimpah kembali.
Meski demikian, dia menegaskan harga produk bersubsidi itu masih mahal. Dia menjualnya di harga Rp 17.000 untuk kemasan 1 liter, dan Rp 34.000 untuk yang 2 liter.
ADVERTISEMENT
"Harga sih stabil gitu ya, tapi kemarin agak sedikit langka minyaknya, harganya segitu-gitu aja, tapi minyaknya agak susah tapi sekarang mungkin minggu sekarang bisa normal lagi," tutur Ade.
Sementara itu, pedagang di Pasar Kwitang lainnya, Farhan, juga membenarkan saat ini pembelian MinyaKita dari distributor sudah tidak lagi dibatasi dan sudah tidak langka lagi.
"Udah enggak langka lagi, ada lah barangnya. Seminggu yang lalu enggak tahu dibatasi apa gimana, tapi di mana-mana kosong. Udah gampang sekarang, tapi harganya masih mahal," jelasnya.
Farhan menjual produk MinyaKita di kiosnya seharga Rp 17.000 per liter. Harga tersebut naik jika dibandingkan pertengahan Desember 2024 lalu yang berada di kisaran Rp 16.000 per liter.
Dia juga membenarkan bahwa meskipun mahal, MinyaKita masih lebih murah daripada produk minyak goreng lain di pasaran yang sudah dibanderol lebih dari Rp 18.000 per liter.
Stok MinyaKita mulai melimpah di Pasar Kwitang, Jakarta Pusat, Kamis (2/1/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
"Sekarang saja harganya udah beda, dulu kan harga jual segini kita dapet di bawah ini kan, sekarang mah udah enggak, bisa jadi harga modal kita itu," imbuh Farhan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, salah satu pedagang MinyaKita di Pasar Senen Jakarta Pusat, Ronni, mengungkapkan dirinya masih sulit mendapatkan pasokan MinyaKita.
"Masih. Susah nyarinya kosong barangnya. Harganya, yang agak mahal, jualnya susah. Kadang susah juga belinya nyari barangnya," keluhnya.
Berbeda dari Pasar Kwitang, Ronni menjual MinyaKita di kiosnya seharga Rp 18.000 per liter. Meskipun demikian, dia enggan membeberkan apakah pihak distributor masih membatasi pembelian MinyaKita atau sudah melonggarkannya.
Polemik melejitnya harga MinyaKita, minyak goreng kemasan sederhana yang disubsidi pemerintah, masih bertahan hingga akhir tahun 2024. Harganya tak kunjung menyentuh batas Harga Eceran Tertinggi (HET).
HET MinyaKita diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 tahun 2024 tentang Minyak Goreng Sawit Kemasan dan Tata Kelola Minyak Goreng Rakyat, yakni dipatok seharga Rp 15.700 per liter. Selain mahal, pasokannya pun menipis apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.
ADVERTISEMENT
Seorang pedagang di Pasar Jaya Cijantung mengaku kesulitan mendapatkan pasokan MinyaKita, bahkan sejak setahun terakhir. Pembelian MinyaKita dari distributor harus menggunakan sistem kawin dengan minyak goreng lain. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab meroketnya harga MinyaKita.
Sementara, jika pedagang pasar membeli MinyaKita dari agen, pedagang harus merogoh kocek modal lebih tinggi daripada pembelian MinyaKita di distributor.
Stok MinyaKita mulai melimpah di Pasar Kwitang, Jakarta Pusat, Kamis (2/1/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan