Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Strategi Bank Jago Dongkrak Pembiayaan di Tengah Musim Gugur Startup
31 Januari 2023 18:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Di tengah banyaknya startup yang berguguran atau dikenal sebagai fenomena tech winter, Bank Jago yakin prospek ekonomi digital tetap menjanjikan. Untuk mendukung pencapaian prospek tersebut, bank berbasis teknologi itu terus meningkatkan penyaluran pembiayaan ke para pelaku usaha.
ADVERTISEMENT
Direktur Partnership Business Bank Jago, Sonny Christian Joseph, mengatakan ekonomi digital akan tumbuh pesat apabila institusi keuangan dan platform digital menjalin kolaborasi yang intens dan saling menguntungkan.
"Karena di tengah fenomena tech winter, prospek perusahaan berbasis aplikasi tetap menjanjikan sepanjang memiliki model bisnis yang berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan pasar," kata Sonny dalam perbincangan dengan media di Jakarta, Selasa (31/1).
Karenanya salah satu sasaran penyaluran pembiayaan Bank Jago, adalah perusahaan rintisan (startup) ataupun pelaku UMKM yang menjadi bagian dari platform digital.
"Kami berkomitmen membuka akses pembiayaan ke pelaku ekonomi digital, terutama yang menjadi bagian dari ekosistem. Segmen ini memiliki peluang pertumbuhan yang masih besar dan risikonya terukur. Yang diperlukan adalah keberanian dan keberpihakan dalam melayani mereka," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Masuk ke Ekosistem Ekonomi Digital
Menurutnya Bank Jago telah merintis penyaluran kredit berbasis ekosistem digital, sejak melakukan transformasi dua tahun lalu. Saat ini, Bank Jago telah menggandeng lebih dari 30 partner yang berasal dari berbagai sektor usaha dan model bisnis. Terbaru, Bank Jago memperpanjang kerja sama dengan startup yang bergerak di bidang logistik, yaitu Logisly.
Sonny menambahkan selain pinjaman bilateral ke pelaku usaha digital, Bank Jago juga menjajaki kolaborasi lebih intens dengan para mitranya. Dia mencontohkan Bank Jago berencana merambah pembiayaan dealer mobil bekas yang tergabung dalam ekosistem Carsome Indonesia, serta kolaborasi pembiayaan kepada pembeli mobil bekas (end user) di platform e-commerce Carsome Indonesia.
Peluang pembiayaan juga terbuka lebar dengan BFI Finance yang sebagian sahamnya ikut dimiliki oleh Jerry Ng, pemegang saham pengendali Bank Jago. Sonny mengatakan Bank Jago akan memperbesar penyaluran kredit ke BFIN, baik menggunakan skema channelling maupun joint financing.
ADVERTISEMENT
“Pembiayaan ke Carsome, BFIN, Carro dan sejenisnya sangat menarik karena ticket size per debitur untuk kredit kendaraan juga besar nilainya,” katanya.
Analis MNC Sekuritas, Tirta Citradi, menilai strategi penyaluran kredit lewat ekosistem digital yang dilakukan oleh Bank Jago, terbukti menghasilkan pertumbuhan yang pesat dengan risiko terkendali. Per Desember 2022, outstanding kredit Bank Jago mencapai Rp 9,4 triliun atau tumbuh 74 persen dibandingkan 2021.
Kolaborasi lebih lanjut dengan startup, menurut Tirta akan menjadi katalis positif bagi perkembangan kinerja Bank Jago ke depan.
Kolaborasi Salurkan Pembiayaan
Sebelumnya, Bank Jago juga telah melakukan kolaborasi dengan Grup Goto dalam mendukung GoPaylater Cicil, produk Tokopedia. Dalam produk pinjaman digital ini, Bank Jago memberikan dukungan pendanaan. Selain itu, memperdalam kolaborasi dengan GoTo Financial dengan mengintegrasikan layanan ke dalam GoBiz, aplikasi untuk mitra usaha GoFood. Kedua kolaborasi ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan Gojek dan GoTo Financial yang sudah dimulai sejak 2021 lalu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah, menilai perkembangan ekonomi digital yang pesat bisa menjadi kesempatan bagi perbankan untuk merambah sektor baru yang selama ini belum tergarap optimal. Dia menyebut startup bakal berkembang seiring dengan industri yang telah semakin terdigitalisasi di berbagai sektor.
“Pada sisi lain, startup sekarang juga harus mulai mencari pendanaan alternatif di luar suntikan modal investor yang mulai seret. Kalau mau dipercaya oleh bank, startup harus manage bisnisnya dengan terukur, tidak lagi asal bakar duit,” jelasnya.
Menurut Piter, model bisnis yang berkelanjutan menjadi kriteria yang patut diperhitungkan oleh perbankan bila ingin menyalurkan pinjaman. Akan lebih baik lagi jika si pelaku usaha menjadi bagian dari platform atau ekosistem digital. Selain itu, manajemen risiko juga menjadi kunci dalam memilih startup potensial.
ADVERTISEMENT
“Bagaimanapun, pemilik platform digital lebih memahami kebiasaan sekaligus mengetahui rekam jejak para mitranya. Pemanfaatan data akan membantu bank mengukur risiko calon debiturnya. Jadi, integrasi mendalam bank dengan platform digital akan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi digital,” katanya.