Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Pasar dompet digital di Indonesia memang tengah bergairah. Tak hanya pelaku bisnis dalam negeri seperti LinkAja , pendatang asal China seperti WeChat mulai masuk pasar Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa strategi pelaku bisnis dompet digital dalam negeri seperti LinkAja?
Chief Marketing Officer LinkAja, Edward K Suwignjo, mengatakan pangsa pasar dompet digital di Indonesia masih sangat luas. Mulai dari pemenuhan kebutuhan gaya hidup hingga kebutuhan sehari-hari.
Edward menekankan LinkAja lebih memfokuskan diri dalam hal pemenuhan keperluan sehari-hari masyarakat, terutama terkait transportasi dibandingkan gaya hidup.
"Kami masuk di daily essential, bukan lifestyle. Sebagian besar pemain memang masuknya dari lifestyle. Tapi tempat kami, use case kebutuhan sehari-hari, pertamina, commuter, gojek," ujar Edward di Gedung Ariobimo Sentral, Jakarta, Jumat (17/1).
Kendati demikian, Edward tak memungkiri ke depan pasti akan ada persaingan yang terjadi dengan masuknya WeChat ke Indonesia. Namun, Ia percaya setiap dompet digital mempunyai model bisnis hingga target pasar yang berbeda-beda termasuk WeChat.
ADVERTISEMENT
"Masing-masing memiliki kekuatan sendiri-sendiri, punya ekosistem sendiri-sendiri, itu bagian dari pengembangan industri masing-masing. Bukan harus persaingan siapa menang siapa kalah. Masing-masing punya pembedanya," ujarnya.
Selain itu, dia menilai tantangan yang paling terasa ke depan ialah terkait mendorong literasi masyarakat untuk cashless. Hal itulah yang bakal menjadi fokus LinkAja ke depan.
"Jadi persaingan pasti ada. Tapi sebetulnya kami bersaing dengan uang tunai. Bukan satu pemain ke yang lain," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Operasi LinkAja, Haryati Lawidjaja, menegaskan pihaknya akan lebih berfokus kepada customer yang menjadi pangsa pasar LinkAja sebagai strategi menjalankan bisnis dengan meningkatkan kualitas pelayanan para pengguna.
"Jadi bukan ngomongin kompetitor, tapi fokus ke customer. Kami ingin user lebih aman dan nyaman bertransaksi. Semua layanan selama ini terus berkembang," ujar Haryati.
ADVERTISEMENT
LinkAja, kata dia, memiliki tujuan membantu pemerintah meningkatkan literasi keuangan , termasuk terkait non tunai kepada masyarakat kelas menengah dan secara keseluruhan.
"Supaya kami bisa memberi akses luas ke keuangan, utamanya middle to the mass market, termasuk di luar Jakarta," katanya.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini