Strategi Lion Parcel Bikin Barang Cepat Sampai dengan Ongkir Murah

27 Juli 2019 8:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tempat penyimpanan sementara Lion Parcel di Batam. Foto: Michael Agustinus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tempat penyimpanan sementara Lion Parcel di Batam. Foto: Michael Agustinus/kumparan
ADVERTISEMENT
Anak usaha Lion Group, PT Lion Express atau lebih dikenal dengan nama Lion Parcel, membangun Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) baru di Kawasan Industri Unas Satu Blok Q2 dan R Batam Center, Batam.
ADVERTISEMENT
Batam dipilih sebagai lokasi karena daerah ini merupakan Free Trade Zone (FTZ). Barang-barang impor yang masuk ke sini dibebaskan dari berbagai pajak dan bea cukai. Semua paket dari luar negeri dimasukkan lewat Batam untuk kemudian dikirim ke berbagai daerah di seluruh Indonesia.
kumparan berkesempatan untuk melihat langsung fasilitas baru Lion Parcel ini. Di dalam TPS, sudah ada tempat-tempat barang yang dibagi berdasarkan kota tujuan. TPS dapat menerima barang hingga 50 ton, jauh lebih besar dari TPS lama. Luasnya mencapai 2.400 meter persegi dengan tinggi 12 meter. Untuk mengoperasikannya, Lion Parcel bekerja sama dengan PT Indoberjaya Logistik (IBL).
Keunggulan lainnya, TPS ini berkonsep one stop service, pemeriksaan Bea Cukai dan Aviation Security (Avsec) juga dilakukan di tempat ini. Dengan begitu, barang-barang yang akan dikirim Lion Parcel tak perlu antre di bandara untuk diperiksa Bea Cukai dan Avsec. Begitu keluar dari TPS lalu ke bandara, bisa langsung masuk ke pesawat kargo.
ADVERTISEMENT
Di dalam TPS sudah ada juga mesin x-ray yang nantinya akan dipakai oleh Avsec untuk memastikan bahwa barang-barang yang dikirim memang boleh masuk ke bandara dan pesawat. Kemudian ada tempat pemeriksaan oleh Bea Cukai. Bea Cukai akan memeriksa apakah paket yang dikirim sesuai dengan yang didaftarkan.
Sesudah pemeriksaan selesai, barang akan masuk ke mobil boks dan dibawa ke bandara. Kendaraan pembawa barang akan disegel oleh Bea Cukai dan Avsec. Segel tersebut untuk memastikan bahwa kendaraan tak memasukkan barang lagi di tengah jalan.
Beda dengan perusahaan logistik lain yang harus antre untuk pemeriksaan di bandara. Lion Parcel bisa memangkas waktu 2 jam karena tak perlu mengantre. Rencananya TPS akan beroperasi mulai kuartal IV 2019, setelah izin dari Bea Cukai selesai.
CEO Lion Parcel, Farian Kirana. Foto: Michael Agustinus/kumparan
CEO Lion Parcel, Farian Kirana, menjelaskan bahwa pengiriman barang dari Batam makin ramai sehingga antrean makin panjang dan kadang terjadi penumpukan. Hal itu bisa membuat barang jadi terlambat sampai. Dibuatnya TPS berkonsep one stop service merupakan solusinya.
ADVERTISEMENT
"Penumpukan terjadi karena ada backlog. Ini solusinya. Kita lebih ekspansi ke service dan kecepatan, menghubungkan seluruh kota di Indonesia dalam 1 hari. Bagaimana mau bisa 1 hari kalau ngantre? Konsumen maunya harga reguler tapi sampainya besok. Itu yang mau kita kasih," ujar Rian saat ditemui di Batam, Jumat (26/7).
Sejauh ini, kata Rian, baru Lion Parcel yang sudah punya fasilitas ini. Perusahaan-perusahaan jasa pengiriman dan logistik lainnya belum punya. Sebab, memang tak mudah untuk membangunnya.
Ia menuturkan, butuh biaya investasi Rp 10 miliar untuk membangun TPS berkonsep one stop service seperti ini. Alat-alat seperti mesin x-ray, kamera pengawas, dan lain-lain tak murah. Belum lagi perizinannya, Bea Cukai menetapkan syarat yang ketat. Misalnya soal standar keamanan dan luas tempat penyimpanan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya kecepatan, Lion Parcel juga berupaya meningkatkan layanan-layanan lainnya, mulai dari customer service hingga proses klaim.
"Market tumbuh, ekspektasi pelanggan juga lebih. Customer service, proses klaim terus kita perbaiki. Proses klaim via Whatsapp, semua by Whatsapp. Dipermudah lah," ucapnya.
Soal ongkos kirim (ongkir), Lion Parcel juga berani bersaing. Di sini, Lion Parcel bisa menekan biaya karena masih satu grup dengan maskapai Lion Air dan Batik Air. Boleh dibilang, Lion Parcel punya pesawat sendiri.
Sebagai gambaran, untuk pengiriman barang dari Batam ke Jakarta pusat, Lion Parcel hanya mematok tarif Rp 25.000 per kg. Sementara perusahaan lainnya memasang tarif di atas Rp 30.000 per kg.
Dengan keunggulan-keunggulan ini, Rian optimistis omzet Lion Parcel bisa naik hingga 3 kali lipat tahun ini.
Tempat penyimpanan sementara Lion Parcel di Batam. Foto: Michael Agustinus/kumparan
"Sekarang (total barang yang dikirim) 14 sampai 15 ton sehari. Target 20-25 ton ton. Per tahun kita tumbuh 3 kali lipat. 2019 sampai tengah tahun ini tumbuh 60 persen. Sebulan kita sekarang (barang yang dikirim) 300 ton sebulan. Target mau 1.000 ton sebulan," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Untuk mengejar target itu, Lion Parcel membidik konsumen dari retail, korporasi, dan e-commerce. Kerja sama dengan Tokopedia sedang dijajaki. Demikian juga dengan sejumlah korporasi raksasa.
"Kita akan kerja sama dengan Tokopedia. Ada juga Honda, Samsung, Wuling, industri-industi non e-commerce yang butuh pengiriman logistik. Sekarang kita masih fokus ke retail, 60 persen dari retail, 30 persen korporasi, 10 persen e-commerce," pungkasnya.