Strategi RI soal Percepat Transisi Energi, Targetkan Pamakaian Massal EV di 2030

18 September 2024 16:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengisian daya mobil listrik. Foto: REUTERS/Antonio Bronic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengisian daya mobil listrik. Foto: REUTERS/Antonio Bronic
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah pertemuan para pemangku kepentingan yang bertajuk Accelerating Indonesia’s EV Transition diadakan di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Pertemuan ini diselenggarakan bersama oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), lembaga nirlaba global Rocky Mountain Institute (RMI), Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles (ENTREV), the Indonesia Environment Fund (IEF), dan the Electric Mobility Ecosystem Association (AEML).
Acara ini mempertemukan para pemangku kepentingan utama untuk membahas strategi yang dapat dilakukan guna mempercepat penggunaan kendaraan listrik arau electrical vehicle (EV) di Indonesia, seiring dengan progres negara menuju target ambisius untuk memiliki 13 juta kendaraan roda dua listrik (e-2W) dan 2 juta kendaraan roda empat listrik (e-4W) di jalan raya pada 2030.
Lokakarya yang diselenggarakan bersamaan dengan Indonesia Sustainable Forum (ISF) ini membahas hambatan penting dalam penggunaan EV di Indonesia, termasuk pengembangan kebijakan, solusi pembiayaan, infrastruktur pengisian daya serta keterlibatan korporasi dan konsumen.
ADVERTISEMENT
Melalui diskusi kolaboratif, para peserta mengidentifikasi langkah-langkah strategis untuk mempercepat transisi mobilitas listrik di negara ini yang selaras dengan strategi nasional dekarbonisasi sektor transportasi yang dipimpin oleh Kemenko Marves.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin di Menara Kadin Indonesia pada Jumat (15/12/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Deputi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan, transisi kendaraan listrik Indonesia adalah peluang strategis bagi pertumbuhan ekonomi dan keamanan energi bangsa karena menargetkan 13 juta e-2W dan 2 juta e-4W pada 2030.
"Untuk mewujudkan EV di Indonesia, kita perlu membuatnya tersedia, terjangkau serta menyediakan infrastruktur yang baik dan kendaraan yang andal," ungkap Rachmat dalam keterangannya pada Rabu (18/9).
Ini akan berdampak positif pada kualitas udara, mengurangi emisi karbon dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat secara luas.
ADVERTISEMENT
Hampir 100 peserta, termasuk perwakilan pemerintah, produsen EV, penyedia infrastruktur, lembaga pembiayaan, operator armada dan kelompok pemikir, berpartisipasi dalam diskusi terarah untuk merumuskan solusi dan mengembangkan kerangka kerja yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi hambatan yang ada.
Melalui upaya kolaboratif ini, acara tersebut menghasilkan pemahaman yang komprehensif tentang cara meningkatkan keterlibatan korporasi dan konsumen di sektor mobilitas listrik.
Acara ini juga menyaksikan penandatanganan MoU antara RMI dan IEF untuk berkolaborasi dalam tujuan transisi energi bersih Indonesia.
Keterlibatan ini penting untuk mendorong perubahan kebijakan dan mendukung tujuan Indonesia menjadi pasar mobilitas listrik dan energi bersih terdepan di Asia Tenggara.
Dalam acara tersebut, Wakil Ketua AEML Patrick Adhiatmaja mengatakan, transisi menuju mobilitas listrik membutuhkan kerja sama dari semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, mitra sektor swasta, mitra pembangunan dan masyarakat.
Ilustrasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Foto: Dok. PLN
AEML berkomitmen untuk mendukung upaya kerja sama ini agar manfaat EV dapat diakui dan digunakan secara luas di seluruh Indonesia. Transisi ini sangat penting untuk mengurangi emisi dan mempromosikan mobilitas bersih, berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan bagi semua.
ADVERTISEMENT
Acara ini memberi kesempatan kepada para pemangku kepentingan untuk memanfaatkan praktik terbaik global, terutama dari negara-negara seperti India yang telah berhasil mempercepat penggunaan EV melalui kerangka kebijakan inovatif dan model pembiayaan.
Wawasan ini akan sangat penting seiring dengan perluasan infrastruktur mobilitas listrik di Indonesia dan dalam mengatasi tantangan seperti biaya awal EV yang tinggi dan akses terbatas ke pembiayaan bagi konsumen dan bisnis.
Direktur Asia Tenggara RMI Wini Rizkiningayu menjelaskan RMI memiliki misi mendukung transisi mobilitas bersih dan energi Indonesia yang akan berdampak signifikan pada kehidupan dan mata pencaharian.
Melalui kolaborasi seperti lokakarya hari ini, kami dapat membantu memastikan masa depan yang berkelanjutan dan nol karbon di seluruh sektor energi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lokakarya ini ditutup dengan komitmen untuk mengembangkan strategi yang jelas guna mempercepat penggunaan EV di Indonesia dengan fokus pada langkah-langkah nyata yang diidentifikasi selama diskusi.
Strategi ini akan mendukung pertumbuhan ekosistem EV dan berkontribusi pada tujuan yang lebih luas dari Indonesia dalam meningkatkan keamanan energi, mengurangi polusi udara, dan mencapai target dekarbonisasi.