Studi Nielsen: Orang Indonesia Paling Suka Bayar Produk Lewat COD

16 Juli 2024 20:01 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang warga melakukan transaksi pembayaran pembelian barang secara "Cash On Delivery (COD)" dengan menggunakan Mandiri Syariah Mobile (MSM) di Kebayoran Lama, Jakarta. Foto: Muhammad Iqbal/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Seorang warga melakukan transaksi pembayaran pembelian barang secara "Cash On Delivery (COD)" dengan menggunakan Mandiri Syariah Mobile (MSM) di Kebayoran Lama, Jakarta. Foto: Muhammad Iqbal/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Membayar dengan metode Cash on Delivery (COD) menjadi favorit masyarakat Indonesia berdasarkan laporan studi NielsenIQ sepanjang tahun 2023. Studi lembaga riset perilaku konsumen ternama ini menyebarkan sampling terhadap 4.127 responden, 56 persen di antaranya memilih metode COD paling digemari.
ADVERTISEMENT
Selain metode COD, pembayaran melalui dompet digital (e-wallet) menjadi opsi kedua terbesar sekitar 17 persen. Hanya, saja opsi pembayaran melalui dompet digital mengalami tren penurunan dibanding tahun 2022 sebesar 22 persen.
"Pada posisi ketiga ada metode pembayaran dengan transfer menggunakan bank digital sebanyak 16 persen, ATM dan virtual account masing-masing 2 persen," ujar Director NielsenIQ Adrie Suhadi dalam diskusi secara virtual bersama dengan SIRCLO, Selasa (16/7).
Proses pemotretan produk dompet tenun ikat Tanimbar dengan gawai untuk keperluan pemasaran digital di studio Kabeta Craft, Kota Ambon. Foto: FB Anggoro/ANTARA FOTO
Alasan orang-orang berbelanja online pertama karena harga yang relatif murah. Sebanyak 79 persen responden menjawab harga murah menjadi alasan utama mereka berbelanja online.
Alasan kedua, sebanyak 53 persen responden membeli barang melalui daring karena metode pembayaran yang mudah. Disusul alasan ketiga sebanyak 52 persen responden merasa tertarik untuk membeli produk yang dijual online.
ADVERTISEMENT
Alasan keempat, kemudahan dan kenyamanan menjadi pilihan 42 persen responden dalam berbelanja online.
"(Opsi) Kelima adalah kualitas produk yang baik (dipilih) sebanyak 36 persen responden," imbuh Adrie.