Subsidi Energi Berpotensi Bengkak, Ada Dana Cadangan di RAPBN 2019

18 Oktober 2018 17:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penyambungan listrik. (Foto: Dok. PLN)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penyambungan listrik. (Foto: Dok. PLN)
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah memiliki dana cadangan belanja jika pagu anggaran subsidi energi kembali membengkak di tahun depan. Adapun dana cadangan belanja dialokasikan sebesar Rp 18,5 triliun, meningkat dari sebelumnya Rp 14,4 triliun.
ADVERTISEMENT
Dalam RAPBN 2019, anggaran subsidi energi sebesar Rp 164,1 triliun, terdiri dari subsidi BBM dan elpiji sebesar Rp 103,8 triliun, ditambah subsidi listrik Rp 60,3 triliun. Angka ini mengalami kenaikan dari pagu sebelumnya dalam Nota Keuangan sebesar Rp 156,5 triliun akibat perubahan kurs menjadi Rp 15.000 per dolar AS.
Rapat Kerja Banggar DPR RI dengan Pemerintah. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Kerja Banggar DPR RI dengan Pemerintah. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, dana cadangan belanja sebesar Rp 18,5 triliun tersebut sebenarnya lebih ditujukan untuk penanganan pasca bencana alam dan belanja mendesak di kementerian dan lembaga. Namun bisa saja jika digunakan untuk menambal subsidi energi.
"Tapi kalau berandai-andai seperti di 2018 ini kan subsidi nambah, maka itu di 2019 dimungkinkan terjadi seperti itu," ujar Askolani di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (18/10).
ADVERTISEMENT
Selain dari dana cadangan, nantinya anggaran subsidi energi yang membengkak bisa juga ditambal dengan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) akibat kenaikan harga minyak mentah dunia.
Adapun dalam RAPBN 2019, PNBP ditargetkan sebesar Rp 378,3 triliun, meningkat dari sebelumnya dalam Nota Keuangan sebesar Rp 361,1 triliun.
"Bisa juga dari PNBP. Kan subsidi dan PNBP enggak dipack, kalau penerimaan naik kan enggak kita tolak. Nah ini sebagian yang bisa kita pakai untuk mendukung subsidi dengan kebijakan yang sudah dipedomankan," tambahnya.
Hingga akhir September 2018, realisasi subsidi energi mencapai Rp 92,5 triliun atau 97,9 persen dari pagu sebesar Rp 94,5 triliun.
Secara rinci, subsidi BBM dan gas elpiji 3 kilogram (kg) telah mencapai Rp 54,3 triliun atau sudah 115,9 persen dari pagu Rp 46,9 triliun. Sedangakan realisasi subsidi listrik mencapai Rp 38,2 triliun atau 80,2 persen dari pagu anggaran sebesar Rp 47,7 triliun.
ADVERTISEMENT