Subsidi Energi Bisa Tembus Rp 698 Triliun Tahun Ini, Bakal Jadi Beban APBN 2023

30 Agustus 2022 13:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BKF Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu. Foto: facebook
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BKF Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu. Foto: facebook
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan bahwa peran APBN terhadap shock absorber membuat anggaran untuk subsidi dan kompensasi komoditas energi mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat. Adapun anggaran untuk komoditas energi yang awalnya Rp 152 triliun menjadi Rp 502,4 triliun.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Febrio memprediksi dengan adanya perkembangan harga dan pola konsumsi masyarakat membuat anggaran APBN akan terus meningkat hingga Rp 698 triliun. Hal ini berarti sekitar Rp 195,6 triliun berpotensi menjadi beban tambahan yang akan menjadi beban di tahun 2023 ini yang harus diantisipasi negara.
"Kita masih melihat ada risiko bahwa Rp 502,4 triliun akan meningkat menjadi Rp 698 triliun sampai akhir tahun," ujar Febrio dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah, Selasa (30/8).
Mulai 1 Juli 2022, beli pertalite dan solar di SPBU wajib daftar MyPertamina. Foto: Dok. Pertamina Patra Niaga
Di sisi lain, subsidi pemerintah pada komoditas energi masih belum tepat sasaran. Febrio mengungkapkan, subsidi untuk Solar, Pertalite, dan LPG lebih dinikmati rumah tangga mampu.
Ia merincikan, subsidi untuk Solar yang dianggarkan APBN sebesar Rp 143 triliun, dinikmati oleh dunia usaha sebanyak 89 persen atau Rp 127,6 triliun. Lalu, 11 persen atau Rp 15,8 triliun dinikmati rumah tangga, akan tetapi dari Rp 15,8 triliun hanya 5 persen dinikmati oleh rumah tangga miskin dan rentan.
ADVERTISEMENT
"Pertalite Rp 93,5 triliun yang dianggarkan APBN, 86 persen atau Rp 80,4 triliun dinikmati rumah tangga dan 14 persen atau Rp 14,1 triliun dinikmati oleh dunia usaha," tambahnya.
Lebih lanjut, dari Rp 80,4 triliun setidaknya 80 persen atau Rp 64,3 triliun dinikmati rumah tangga mampu dan 20 persen atau Rp 16,1 triliun dinikmati oleh 4 desil terbawah. Anggaran LPG 3kg sebanyak 134,8 triliun, dari anggaran itu rumah tangga mampu mengkonsumsi sebesar 68 persen atau Rp 91,7 triliun.
Infografik Pemerintah Siap Tebar Bansos. Foto: kumparan
"Adapun Rp 502 triliun subsidi energi setara dengan 3.333 rumah sakit skala menengah dengan biaya Rp 150 miliar per rumah sakit, 3.501 ruas tol baru dengan biaya Rp 142,8 miliar per km, 227.886 sekolah dasar dengan biaya Rp 2,19 miliar untuk setiap sekolah dasar dan 41.666 puskesmas dengan biaya Rp 12 miliar per unit," pungkas Febrio
ADVERTISEMENT