Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Subsidi Energi Ditambah, Darmin Jamin Defisit Anggaran Tak Melebar
7 Maret 2018 15:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB

ADVERTISEMENT
Pemerintah berencana menambah anggaran subsidi energi pada tahun ini. Sebab, pemerintah berjanji tidak akan menaikkan harga BBM bersubsidi dan tarif listrik di tengah tren kenaikan minyak dunia.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menegaskan bahwa defisit anggaran akan tetap aman dan tak akan melebar. Defisit anggaran masih ditargetkan sesuai dengan APBN 2018 sebesar Rp 325,9 triliun atau 2,19% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurut mantan Dirjen Pajak ini, justru peneriman negara akan meningkat sejalan dengan kenaikan minyak dunia. Hal ini akan berdampak positif ke fiskal.
"Harga CPO naik otomatis kalau subsidinya pasti naik, tapi penerimaan negara pemerintah naik, malah surplus tambah membaik. Jadi tidak membuat defisit, tapi malah positif," ujar Darmin di kantornya, Jakarta, Rabu (7/3).
Peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, sebelumnya menyebut penambahan subsidi energi bisa memperlebar defisit sekitar 0,2%-0,4% terhadap PDB. Hal ini jika pemerintah tidak memotong pos anggaran lainnya.
ADVERTISEMENT
"Estimasi kasar asumsi penambahan belanja subsidi energi tanpa pemotongan anggaran bisa lebarkan defisit hingga 0,2%-0,4%," kata Bhima.
Untuk itu, menurut dia, pemerintah perlu mengorbankan salah satu pos anggaran, apalagi penerimaan pajak selama dua tahun ini hanya tumbuh rata-rata 4%. Bahkan pemerintah juga tak bisa lagi mengandalkan penerimaan dari amnesti pajak seperti 2016 lalu.
Dia menjelaskan, pos anggaran yang bisa dipangkas untuk menambal subsidi adalah infrastruktur. Sebab dari total 245 proyek infrastruktur, perkembangannya masih di bawah 10% dan masih dalam tahap perencanaan sebesar 40%.