Sudah 3 Kontraktor Bersedia Jual Minyak ke Pertamina

13 September 2018 20:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pompa angguk di sumur minyak. (Foto: instagram @cahayabumi)
zoom-in-whitePerbesar
Pompa angguk di sumur minyak. (Foto: instagram @cahayabumi)
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan hingga saat ini ada tiga Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau KKKS yang sudah siap menjual minyak jatah mereka ke PT Pertamina (Persero).
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto, mengatakan kontraktor ketiga yang bersedia menjual minyak ke Pertamina adalah Premier Oil. Sebelumnya, ada dua kontraktor yakni Energi Mega Persada (EMP) dan Exxon Mobil.
"Ada, Premier Oil. Jadi untuk argo berikutnya dijual ke Pertamina, sudah ada suratnya," kata Djoko saat ditemui usai Rapat Koordinasi di kantor Kemenko, Jakarta, Rabu (13/9).
Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 42 Tahun 2018 tentang Prioritas Pemanfaatan Minyak Bumi untuk Pemenuhan Kebutuhan dalam Negeri. Permen ini telah ditandatangani Jonan pada 5 September 2018.
Dalam Pasal 2 beleid tersebut, disebutkan Pertamina dan Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Pengolahan Minyak Bumi wajib mengutamakan pasokan minyak bumi yang berasal dari dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Mereka juga wajib mencari pasokan minyak bumi yang berasal dari kontraktor dalam negeri sebelum merencanakan impor. Bagi kontraktor atau afiliasinya, juga wajib menawarkan minyak bumi bagian kontraktor kepada Pertamina atau Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Pengolahan Minyak Bumi.
Adapun Energi Mega Persada dikabarkan akan menjual sekitar 2 juta barel per tahun. Sementara, Exxon Mobil terbesar mencapai 181 ribu barel per hari atau setara 87 persen produksi minyak harian. Terkait hal itu, Djoko belum begitu yakin dengan angka pasti untuk Premier Oil nantinya.
"80 ribu kalau kalau ga salah lupa saya," kata Djoko.
Di samping untuk memperkuat daya tahan kurs rupiah terhadap dolar AS, penjualan minyak ini juga diharapkan bisa menghemat ongkos pengiriman kebutuhan minyak ketimbang mengimpor dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, terkait besaran harga yang bakal dipatok untuk Premier Oil, Djoko menyebut akan disesuaikan dengan kesepakan kedua belah pihak. "Harganya ya b2b (business to business)," pungkasnya.