Sudah Bangun 250 Ribu Km Kabel Laut, Ini Rencana Bisnis Telin hingga 2026

6 September 2023 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Wholesale & International Service Telkom, Bogi Witjaksono, saat press conference BATIC 2023, di The Westin Resort Nusa Dua Bali, Selasa (5/9/2023). Foto: Fariza/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Wholesale & International Service Telkom, Bogi Witjaksono, saat press conference BATIC 2023, di The Westin Resort Nusa Dua Bali, Selasa (5/9/2023). Foto: Fariza/kumparan
ADVERTISEMENT
Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia International (Telin), terus mengembangkan bisnis kabel komunikasi bawah laut untuk menjangkau lebih banyak lagi negara. Saat ini perusahaan sudah memiliki 250 ribu km jaringan kabel bawah laut.
ADVERTISEMENT
Direktur Wholesale & International Service Telkom, Bogi Witjaksono, menuturkan bisnis Telin dari awalnya membangun kabel laut dari Batam ke Singapura, berkembang menjadi kerja sama dan konsorsium dengan berbagai perusahaan global.
"Boleh dikatakan Telin sudah muterin dunia, (kabel bawah laut) dari Amerika sudah ada, sekarang jalur menuju Eropa sedang dibangun," jelasnya saat konferensi pers di The Westin Resort Nusa Dua, Selasa (5/9).
Bogi menuturkan, tidak hanya bisnis kabel bawah laut, Telin juga sudah terjun di bisnis data center sejak 10 tahun lalu. Saat ini, perusahaan sudah memiliki 4 data center di luar negeri dengan okupansi hampir 100 persen.
Dengan pengembangan bisnis ini, dia menargetkan Telin bisa menjadi pusat atau pusat konektivitas baik itu fiber optik maupun data center minimal di kawasan Asia.
ADVERTISEMENT
"Sekarang baru kita membawa bisnis ini ke negara kita karena kita ingin membawa traffic dari luar tidak diam di negara orang tapi traffic ini bisa masuk ke negara kita," tutur Bogi.
Pengembangan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Bifrost, kerja sama anak usaha Telkom Indonesia, Telin, dengan Meta (Facebook) dan Keppel. Foto: Dok. Telin
CEO Telin, Budi Satria Dharma Purba, mengungkapkan perusahaan tengah menggodok 7 proyek sistem kabel bawah laut. Dengan pengembangan ini, dia berharap Indonesia bisa menjadi pusat konektivitas kabel laut internasional.
"Kita sekarang sedang merencanakan paling tidak ada 7 sistem kabel laut lagi yang akan kita bangun dalam waktu sampai tahun 2026. Ini untuk memperkuat Indonesia menjadi hub bisnis kabel laut dan mendorong bisnis Telin," ungkapnya.
Budi menuturkan saat ini 85 persen bisnis Telin berasal dari global dan sisanya 15 persen di dalam negeri, sehingga dia menilai Telin sudah menjadi perusahaan global yang berasal dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, Telin juga sudah memiliki kantor representatif di 14 negara. Namun, bisnis dan layanan perusahaan sudah menjangkau 58 lokasi di 26 negara.
"Saat ini kita sudah memiliki kapasitas di 26 kabel laut internasional. Itu kalau total panjangnya lebih dari 250 ribu km, 5 kali mengelilingi bumi, cukup luas terbentang dari Asia ke Amerika, Asia ke Eropa, Middle East ke Eropa," tuturnya.
Dia pun memastikan bisnis Telin akan terus dikembangkan untuk menggaet perusahaan digital dan mendorong pengembangan jaringan dan infrastruktur digital, tidak hanya di Indonesia tapi bisa menjangkau seluruh dunia.
Adapun Telin berdiri pada 1995. Salah satu bisnis utama Telin adalah Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang merupakan bagian dari bisnis konektivitasnya. Penggarapan bisnis tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan korporasi global khususnya di industri telekomunikasi.
ADVERTISEMENT
Di luar bisnis kabel laut, ada empat bisnis utama yang seluruhnya melayani pasar global atau konektivitas Indonesia ke global. Empat bisnis lainnya yakni internet dan konten, layanan korporasi, mobilitas, dan layanan telepon internasional.