Sudah Diperintahkan Jokowi 6 Tahun Lalu, Gasifikasi Batu Bara Baru Dimulai

24 Januari 2022 11:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2022 dan Peluncuran Taksonomi Hijau Indonesia secara virtual di Istana kepresidenan, Kamis (20/1/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2022 dan Peluncuran Taksonomi Hijau Indonesia secara virtual di Istana kepresidenan, Kamis (20/1/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi meresmikan peletakan batu pertama (groundbreaking) Proyek Hilirasasi Batu Bara di Muara Enim Sumatera Selatan hari ini, Senin (24/1). Peresmian ini merupakan rangkaian kunjungan kerja (kunker) pertama ke Sumsel.
ADVERTISEMENT
Hadir dalam kesempatan itu Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir dan pejabat negara lainnya. Di awal sambutannya, Jokowi mengungkap perintah gasifikasi batu bara atau mengubah batu bara menjadi gas sudah ia sampaikan sejak 6 tahun lalu.
"Ini sudah 6 tahun yang lalu saya perintah. Meskipun dalam jangka yang panjang belum bisa dimulai, Alhamdulillah hari ini bisa kita mulai groundbreaking proyek hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME),” ujar Jokowi dalam sambutannya seperti dilihat dari Youtube Sekretariat Presiden, Senin (24/1)
Jokowi menegaskan, gasifikasi batu bara sangat penting buat Indonesia untuk mengurangi impor LPG. Sebab selama ini Indonesia mengimpor banyak LPG untuk kebutuhan dalam negeri. Nilainya mencapai Rp 80 triliun per tahun.
ADVERTISEMENT
Dari impor yang besar itu, kata dia, pemerintah harus subsidi sebanyak Rp 60 triliun hingga Rp 70 triliun. LPG yang diimpor kebanyakan untuk subsidi LPG 3 kg.
“Pertanyaan saya apakah ini mau kita terus teruskan impor terus? Yang untung negara lain, yang terbuka lapangan pekerjaan juga di negara lain," ujar dia.
Koki menunjukan tabung gas campuran elpiji dengan DME pada pencanangan pembangunan pabrik hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) di tambang Peranap PT Bukit Asam di Kabupaten Inhu, Riau. Foto: Antara/M Agung Rajasa
Jokowi sangat menyayangkan tingginya impor LPG, sementara gas bisa diciptakan dari gasifikasi batu bara. Apalagi komoditas emas hitam ini juga banyak di Indonesia yang bisa diubah menjadi DME.
DME ini, kata dia, mirip dengan api yang dihasilkan dari LPG untuk memasak. Jadi sudah seharusnya Indonesia bisa mengurangi impor LPG dengan adanya DME.
Lebih jauh, Jokowi mengatakan jika sudah bisa berproduksi nantinya Proyek Hilirisasi Batubara menjadi DME bisa mengurangi subsidi APBN sekitar Rp 70 triliun lebih.
ADVERTISEMENT
“Kalau semua LPG nanti di stop dan semuanya pindah ke DME duit nya gede sekali Rp 60 triliun hingga Rp 70 triliun itu akan bisa dikurangi subsidinya dari APBN. Ini yang terus kita kejar, selain Kita bisa memperbaiki neraca perdagangan kita, karena kita nggak impor kita bisa memperbaiki neraca transaksi berjalan kita karena kita nggak impor,” beber Jokowi.
Ditekankan Jokowi, Indonesia sudah berpuluh-puluh tahun nyaman dengan impor, bahkan Jokowi menyebutnya sudah seperti rutinitas.
“Impor impor enggak berpikir bahwa negara itu di rugikan, rakyat dirugikan karena enggak terbuka lapangan pekerjaan. Bayangkan tadi disampaikan oleh Menteri Investasi akan membuka lapangan pekerjaan 11 ribu-12 ribu di sini,” tandas Jokowi.