Sudaryono: Tujuan Pembangunan Prabowo Menciptakan Orang Kaya Baru

7 November 2024 11:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menjawab pertanyaan wartawan dalam IPOC 2024. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menjawab pertanyaan wartawan dalam IPOC 2024. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono bicara soal tujuan pembangunan era Presiden Prabowo. Ini ia sampaikan saat membuka Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2024, Kamis (7/11).
ADVERTISEMENT
"Tujuan pembangunan jelas, tujuan pembangunan sebagaimana pernah disampaikan Presiden Bapak Prabowo Subianto untuk menciptakan sebanyak mungkin orang kaya baru. Artinya sebanyak mungkin rakyat kita tambah sejahtera," ujar Sudaryono.
Ia menyebut, cara mencapai tujuan itu terutama didukung sektor pertanian dan industri. Dalam sektor pertanian, pelaku usaha, kemudian rakyat termasuk para petani di dalamnya, mesti sama-sama untung.
"Karena kalau tidak untuk maka tidak akan sustain bisnis ini," sambungnya. Keuntungan tersebut juga bakal berdampak pada pendapatan negara yang turut meningkat.
Pemerintah khususnya Kementerian Pertanian, lanjut Sudaryono, akan berperan menjadi mitra yang baik serta mampu menyelesaikan masalah.
"Ada dua hal yang ingin saya address, rencana besar pemerintahan baru Bapak Prabowo mencanangkan bagaimana kita semakin banyak menggunakan porsi sustainable energi, menambah porsi B35, B40, B50," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Supaya porsi energi bersih dari sawit ini bisa diproduksi lebih banyak, produktivitas pertaniannya juga harus ditingkatkan. Sudaryono meminta Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), membantu mencegah masalah petani sawit tertipu dalam memilih bibit.
"Saya ingin GAPKI menjadi motor di depan. Banyak di antara petani sawit kita, yang mohon maaf, salah keliru dalam memilih bibit, banyak bibit palsu yang beredar, online di market place dibeli petani kita harganya murah. Setelah 15 tahun ternyata buahnya enggak sesuai dengan yang diharapkan," ujarnya.