Sudirman Said: Almarhum Prof Subroto Membuat RI Dihormati di Forum Energi Global

20 Desember 2022 21:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said usai hadiri Diskusi Kedai Kopi, Minggu (18/12). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said usai hadiri Diskusi Kedai Kopi, Minggu (18/12). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Kabar duka datang dari sektor energi dan migas nasional. Mantan Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia, Profesor Subroto, meninggal dunia, Selasa (20/12).
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said, mengatakan Indonesia kehilangan tokoh nasional yang sangat berdedikasi pada ilmu pengetahuan, terutama sektor energi dan perekonomian.
"Salah satu Menteri Pertambangan dan Energi (sekarang ESDM) yang tidak berhenti berpikir. Reputasinya sebagai Sekjen OPEC membuat Indonesia dihormati di forum energi dan migas global," kenang Sudirman Said kepada kumparan.
Menurut Sudirman Said, jika bertemu dengan para menteri energi atau menteri perminyakan dalam sidang OPEC, mereka selalu menanyakan Prof Subroto.
"Mereka selalu ingat dasi kupu-kupu yang menjadi ciri khas penampilannya," katanya.
Sudirman Said mengaku saat menjadi Menteri ESDM pada tahun 2014, secara rutin kerap bertemu dengan Subroto untuk bertukar pikiran.
"Kadang-kadang sambil Makan siang dengan beberapa teman, termasuk dengan almarhum Arie M. Soemarno. Para senior Migas dan Energi memang aktif dalam Klub Bima Sena," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari lalu, Sudirman Said mengaku mendapatkan kabar kondisi Prof Subroto terus menurun dan kemudian pada Kamis pekan lalu, dia menjenguk Prof Subroto di kediaman.
"Kondisinya memang sudah menurun, tapi masih bisa berkomunikasi melalui senyum dan tatapan mata. Tangan saya digenggam kuat sekali tidak dilepas lepas," ujarnya.
"Kita kehilangan negarawan yang hingga akhir hayatnya terus memikirkan berbagai gagasan, bagaimana memajukan energi dan perekonomian kita," pungkas Sudirman Said.
Ucapan duka juga datang dari Medco Group. Prof Subroto merupakan penasihat di Medco Grup. Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk Hilmi Panigoro, mengatakan sejak bergabung di Medco Group, almarhum banyak memberikan ide dan nasihat bagi Perusahan sehingga mampu berkiprah di level nasional dan internasional.
ADVERTISEMENT
"Manajemen dan Keluarga Besar Medco Grup berduka cita yang sedalam-dalamnya dan akan sangat kehilangan Beliau. Jasa dan suri tauladan yang Beliau tunjukkan akan selalu menjadi panutan bagi kami," kata Hilmi Panigoro.
Mantan Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben), Subroto. Foto: ppsdmaparatur.esdm.go.id
Prof. Dr. Subroto lahir di Solo, Jawa Tengah pada tanggal 19 September 1923. Setelah lulus dari Akademi Militer di Jogjakarta tahun 1948, beliau juga menyelesaikan Master of Arts dari McGill University, Canada, tahun 1956, memperoleh gelar Doktor dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1958 serta gelar Profesor dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1965. Terakhir juga memperoleh gelar Doktor Honoris Causa bidang Hukum dari University of Alaska Anchorage (UAA), Alaska, USA
Sebelum menjabat Menteri Pertambangan dan Energi (1978-1988), Prof Subroto juga pernah menduduki jabatan sebagai Menteri Transmigrasi dan Koperasi tahun 1971-1973 dan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi tahun 1973-1978. Almarhum juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal OPEC pada tahun 1988-1994.
ADVERTISEMENT
Di tingkat global, Prof Subroto dikenal sebagai The Wise Minister Subroto from Indonesia. Julukan yang diberikan karena kearifan serta visinya yang hati-hati dalam pengelolaan minyak di kalangan negara-negara OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries).
Almarhum juga piawai berdiplomasi dan mampu meredam silang pendapat antarnegara OPEC, kala menjabat sebagai Presiden Konferensi (1985-1985) dan Sekretaris Jenderal pada tahun 1988-1994.
Prof Subroto yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, tercatat sebagai salah satu tokoh yang ikut merancang blueprint pembangunan perekonomian Indonesia.
Bersama Prof. Dr. Widjojo Nitisastro, Prof. Dr. Emil Salim, Prof. Dr. Moh. Sadli, dan Prof. Dr. Ali Wardhana, almarhum menjadi anggota Tim Ekonomi untuk pembangunan Indonesia di era awal Orde Baru.
ADVERTISEMENT
Beberapa tanda jasa yang diperoleh Prof. Dr. Subroto antara lain:
• “Satyalancana Peristiwa Perang Kemerdekaan Pertama” dari Menteri Pertahanan R.I. tahun 1958
• Tanda Jasa Pahlawan dari Presiden – Panglima Tertinggi Angkatan Perang R.I. tahun 1959
• Tanda Kehormatan Bintang “Kartika Eka Paksi” dari Presiden R.I. tahun 1972
• Tanda Penghargaan “Satyalancana Penegak”. dari Menteri Pertahanan - Keamanan R.I. tahun 1972
• “Bintang Republik Indonesia” dan “Bintang Mahaputera Adipradana” dari Presiden R.I. tahun 1973
• Tanda Penghargaan “Satyalancana Dwidya Sistha” dari Menteri Pertahanan Keamanan R.I. tahun 1982
• Gelar Kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan R.I. dari Menteri Pertahanan Keamanan tahun 1987
• Tanda Penghargaan “Satyalancana Dwidya Sistha” dari Menteri Pertahanan Keamanan R.I. tahun 1989
ADVERTISEMENT
• Penghargaan atas Pengabdian Seumur Hidup dibidang Energi dari Indonesian Petroleum Association (IPA) tahun 2014
• Penghargaan Wirakarya Adhitama dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia tahun 2015
• Penghargaan Pelopor Industri dari Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) tahun 2018
• Penghargaan Katadata Lifetime Award tahun 2018
• Penghargaan bidang Energi Herman Johannes Award dari Keluarga Alumni Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Jogjakarta tahun 2018
• Penghargaan Rekor Dunia Mahakarya Kebudayaan “Empu Minyak dan Energi Indonesia” dari MURI tahun 2018.